Sidarto dalam acara "Rembug Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK" di Jakarta, Selasa, mengatakan saat mulai menjabat, pemerintah menghadapi kondisi berat seperti perang kurs serta anjloknya harga komoditas.

"Tahun pertama ini tidak mudah. Saat beliau mulai menjabat, terjadi krisis, ada currency war (perang kurs) dan jatuhnya harga komoditas, termasuk juga kabut asap. Jadi yang dihadapi Jokowi ini pekerjaan berat," ucapnya.

Khusus kasus kabut asap, Sidarto berharap penegakan hukum bisa terus dilakukan. Ia juga berharap oknum pembakar hutan bisa ditindak. Begitu pula kementerian/lembaga yang berwenang untuk bisa mencabut hak guna usaha perusahaan yang melakukan pembakaran itu.

Lebih lanjut, Sidarto menuturkan, dampak ekonomi hasil kerja Pemerintah Jokowi-JK baru akan tampak pada tiga tahun ke depan.

"Investasi itu seperti jalan tol di Jawa, Sulawesi, Papua, Kalimantan, ini semua tiga tahun baru akan kelihatan. rebound-nya kita rasakan tiga tahun ke depan," ujarnya.

Oleh karena itu, Sidarto mengatakan pihaknya bersama para pendukung akan terus mengawal dan mendukung kinerja pemerintah saat ini.

"Seperti ada pepatah begini, Hanya pelaut handal yang dilahirkan dari lautan ganas. Hanya pemimpin hebat yang lahir dari guncangan dahsyat. Kami akan doakan terus semoga Jokowi jadi pemimpin yang hebat," tuturnya.

Acara "Rembug Nasional Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK: Kedaulatan Pangan, Pembangunan Energi dan Keunggulan Maritim" itu digelar oleh sejumlah organisasi relawan Jokowi.

Acara tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuldjono, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Hadir pula sejumlah tokoh seperti Sosiolog UI Thamrin Tomagola, Ekonom dan Rektor Universitas Paramadina Firmanzah, serta relawan Jokowi yang tergabung dalam Bara-JP, PROJO dan Seknas Jokowi.