Ganjar Sebut Ada "Ultraman" Diantara Penolak Pabrik Semen
Selasa, 13 Desember 2016 21:15 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (Foto:Wisnu Adhi/www.antarajateng.com)
Semarang, (Antara Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mempertanyakan keputusan majelis hakim Mahkamah Agung yang memenangkan upaya peninjauan kembali (PK) gugatan warga Rembang terhadap PT Semen Indonesia.
"Bagaimana saya tidak bertanya kalau kemudian yang seperti itu menjadi alat bukti?," katanya di Semarang, Selasa.
Ganjar mengungkapkan bahwa pada daftar tanda tangan warga Kabupaten Rembang yang menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia terdapat nama-nama yang tinggalnya di Manchester dan Amsterdam dengan pekerjaan yang tidak masuk akal.
"Pada urutan (nama warga yang menolak pendirian pabrik semen) 1.906 Saiful Anwar di Manchester tinggalnya dan pekerjaannya Presiden RI tahun sekian, pada 1.907 Sudi Rahayu alamatnya di Amsterdam pekerjaan menteri," ujarnya.
Bahkan, kata Ganjar, ada warga Rembang penolak pendirian pabrik semen yang pekerjaannya tertulis sebagai Ultraman dan Power Rangers.
"Setelah baca putusan MA satu persatu agak terkejut saya karena sejumlah 2.501 orang yang menolak, merasa tidak diajak bicara oleh pihak semen dan itu sebagai salah satu bukti di dalam PK yang diajukan 10 Desember 2014, padahal izinnya 2012," katanya.
Ganjar ingin menyampaikan kepada publik secara terbuka mengenai bukti-bukti secara resmi terkait pengajuan PK.
Sebelumnya, ratusan warga dari sejumlah desa di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, melakukan aksi damai guna meminta agar pabrik PT. Semen Indonesia tetap beroperasi pada 2017.
Aksi damai yang mendapat penjagaan cukup ketat dari kepolisian berlangsung di depan kantor Gubernur Jawa Tengah.
Selain berorasi secara bergantian dan membawa spanduk serta poster bertuliskan dukungan terhadap pabrik semen, warga juga menampilkan beberapa kesenian dari berbagai daerah seperti Tari Topeng Ireng, Reog Ponorogo, dan aksi teatrikal.
Beberapa poster dukungan antara lain bertuliskan "Pak Gubernur Segera Operasikan Pabrik Semen", "Pabrik Semen Beroperasi 100 ribu Pencari Kerja Teratasi, Ekonomi Semakin Pasti", "Kami Mendukung Pabrik Semen", "Kami Tidak Merasa Terancam Oleh Adanya Pabrik Semen", dan poster bergambar Gunretno dengan tulisan "Perusak Kerukunan Warga Rembang".*
"Bagaimana saya tidak bertanya kalau kemudian yang seperti itu menjadi alat bukti?," katanya di Semarang, Selasa.
Ganjar mengungkapkan bahwa pada daftar tanda tangan warga Kabupaten Rembang yang menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia terdapat nama-nama yang tinggalnya di Manchester dan Amsterdam dengan pekerjaan yang tidak masuk akal.
"Pada urutan (nama warga yang menolak pendirian pabrik semen) 1.906 Saiful Anwar di Manchester tinggalnya dan pekerjaannya Presiden RI tahun sekian, pada 1.907 Sudi Rahayu alamatnya di Amsterdam pekerjaan menteri," ujarnya.
Bahkan, kata Ganjar, ada warga Rembang penolak pendirian pabrik semen yang pekerjaannya tertulis sebagai Ultraman dan Power Rangers.
"Setelah baca putusan MA satu persatu agak terkejut saya karena sejumlah 2.501 orang yang menolak, merasa tidak diajak bicara oleh pihak semen dan itu sebagai salah satu bukti di dalam PK yang diajukan 10 Desember 2014, padahal izinnya 2012," katanya.
Ganjar ingin menyampaikan kepada publik secara terbuka mengenai bukti-bukti secara resmi terkait pengajuan PK.
Sebelumnya, ratusan warga dari sejumlah desa di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, melakukan aksi damai guna meminta agar pabrik PT. Semen Indonesia tetap beroperasi pada 2017.
Aksi damai yang mendapat penjagaan cukup ketat dari kepolisian berlangsung di depan kantor Gubernur Jawa Tengah.
Selain berorasi secara bergantian dan membawa spanduk serta poster bertuliskan dukungan terhadap pabrik semen, warga juga menampilkan beberapa kesenian dari berbagai daerah seperti Tari Topeng Ireng, Reog Ponorogo, dan aksi teatrikal.
Beberapa poster dukungan antara lain bertuliskan "Pak Gubernur Segera Operasikan Pabrik Semen", "Pabrik Semen Beroperasi 100 ribu Pencari Kerja Teratasi, Ekonomi Semakin Pasti", "Kami Mendukung Pabrik Semen", "Kami Tidak Merasa Terancam Oleh Adanya Pabrik Semen", dan poster bergambar Gunretno dengan tulisan "Perusak Kerukunan Warga Rembang".*
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Wisnu Adhi Nugroho
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kemenkumham Jateng dampingi pemeriksaan indikasi geografis Kopi Arabika Java Semarang
16 December 2024 7:30 WIB