Jateng bakal bantu keturunan Kartini secara berkelanjutan
Senin, 23 April 2018 10:02 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko (Foto: Wisnu Adhi N.)
Semarang (Antaranews Jateng) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana membantu keturunan Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini secara berkelanjutan sebagai wujud kepedulian dan penghormatan pemerintah terhadap jasa-jasa para pahlawan.
"Iya nanti selain bantuan pendidikan berupa beasiswa dan tempat tinggal, ada bantuan berkelanjutan yang diserahkan setiap tahun atau pada peringatan Hari Kartini," kata Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemprov Jateng bersama Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan kerja perangkat daerah terkait segera membentuk tim kecil untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Heru mengungkapkan rencana pemberian bantuan secara berkelanjutan terhadap keturunan RA Kartini yang saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan itu sebagai tindak lanjut dari permintaan Bupati Jepara Ahmad Marzuki beberapa waktu lalu.
Menurut Heru, sudah sepatutnya dan selayaknya pemerintah membantu keturunan para pahlawan yang telah berjuang demi Bangsa Indonesia.
Politikus PDI Perjuangan itu juga menyebutkan besarnya perjuangan RA Kartini untuk kaumnya dan apa yang telah dilakukan generasi penerus bangsa untuk negara memang masih jauh dari para pahlawan atau orang-orang besar yang telah berjasa kepada Indonesia.
"Saya ingin menyarankan pada tanggal 21 April kita tidak hanya memperingati hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia, tapi juga kita menyebut April adalah bulan Kartini untuk menghormati pahlawan kita," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, RA Kartini yang lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903 dan dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.
RM Soesalit menikah dengan Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.
Setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya, hidup dalam keprihatinan. Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.
Cucu menantu dan cicit RA Kartini tidak ada yang bermukim di Kabupaten Jepara, tapi menempati rumah bantuan pemerintah di Parung, Kabupaten Bogor.
Kendati demikian, kini mereka terpaksa harus meninggalkan rumah bantuan itu karena ada pihak yang meminta agar mereka meninggalkan rumah tersebut karena cucu tunggal RA Kartini telah tiada.
"Iya nanti selain bantuan pendidikan berupa beasiswa dan tempat tinggal, ada bantuan berkelanjutan yang diserahkan setiap tahun atau pada peringatan Hari Kartini," kata Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin.
Untuk merealisasikan rencana tersebut, Pemprov Jateng bersama Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan kerja perangkat daerah terkait segera membentuk tim kecil untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Heru mengungkapkan rencana pemberian bantuan secara berkelanjutan terhadap keturunan RA Kartini yang saat ini dalam kondisi cukup memprihatinkan itu sebagai tindak lanjut dari permintaan Bupati Jepara Ahmad Marzuki beberapa waktu lalu.
Menurut Heru, sudah sepatutnya dan selayaknya pemerintah membantu keturunan para pahlawan yang telah berjuang demi Bangsa Indonesia.
Politikus PDI Perjuangan itu juga menyebutkan besarnya perjuangan RA Kartini untuk kaumnya dan apa yang telah dilakukan generasi penerus bangsa untuk negara memang masih jauh dari para pahlawan atau orang-orang besar yang telah berjasa kepada Indonesia.
"Saya ingin menyarankan pada tanggal 21 April kita tidak hanya memperingati hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia, tapi juga kita menyebut April adalah bulan Kartini untuk menghormati pahlawan kita," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, RA Kartini yang lahir di Mayong, Jepara 139 tahun silam menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, pada 12 November 1903 dan dikaruniai putra semata wayang RM Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada 13 September 1904.
RM Soesalit menikah dengan Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.
Setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, cucu menantu RA Kartini, Sri Bidjatini bersama lima anaknya, hidup dalam keprihatinan. Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan, sedangkan lainnya butuh uluran tangan pemerintah sebagai bentuk perhatian kepada keturunan RA Kartini.
Cucu menantu dan cicit RA Kartini tidak ada yang bermukim di Kabupaten Jepara, tapi menempati rumah bantuan pemerintah di Parung, Kabupaten Bogor.
Kendati demikian, kini mereka terpaksa harus meninggalkan rumah bantuan itu karena ada pihak yang meminta agar mereka meninggalkan rumah tersebut karena cucu tunggal RA Kartini telah tiada.
Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Plt Gubernur dukung proses hukum tarian erotis di Pantai Kartini Jepara
18 April 2018 6:46 WIB, 2018