Dugaan plagiarisme rektor, ini tanggapan Unnes
Senin, 2 Juli 2018 21:06 WIB
Universitas Negeri Semarang (Unnes) (Foto: Zuhdiar Laeis)
Semarang (Antaranews Jateng) - Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyatakan dugaan plagiarisme membutuhkan penyelidikan panjang dari otoritas yang berwenang, khususnya Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
"Misalnya, ada kasus plagiarsime seorang profesor seharusnya sudah ada penyelidikan dari kementerian, inspektur jenderal, atau tim," kata Kepala UPT Humas Unnes Hendi Pratama di Semarang, Senin.
Hal itu diungkapkannya menanggapi isu dugaan plagiarisme yang menyeret nama Rektor Unnes Profesor Fathur Rokhman atas karya skripsi salah satu bekas mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) itu.
Kenyataannya, kata Hendi, sampai saat ini belum ada aduan masyarakat secara resmi yang masuk ke Unnes mengenai permasalahan itu, apalagi kedatangan tim kementerian untuk investigasi.
Ia mengatakan sampai sekarang ini tidak ada tim dari Irjen, Kemenristek Dikti, dan tim terkait yang datang ke Unnes untuk melakukan investigasi apapun mengenai dugaan plagiarisme tersebut.
"Kemudian, yang ketiga, belum ada pihak-pihak luar lain yang secara resmi memiliki autoritas untuk memberikan keputusan mengenai karya tersebut plagiasi atau bukan," katanya.
Diakuinya, "similarty text" atau kesamaan pada artikel tidak selalu bisa diambil kesimpulan sebagai plagiarisme, sebab ada beberapa kemungkinan membuat naskah memiliki tingkat kesamaan tinggi.
"Ada beberapa hal dimungkinkan naskah memiliki tingkat kesamaan tingggi tetapi bukan plagiarisme, misalnya ada dua naskah yang keluar karena secara administraris dulunya tidak layak tampil," katanya.
Kemudian, kata dia, ada dua artikel yang mengirimnya dalam waktu yang bersamaan, tetapi yang muncul lebih dulu bukan artikel yang menjadi sumber, melainkan bagian dari pengembangannya.
"Artinya, memiliki probabilitas yang tinggi. Perlu tim khusus, perlu penyelidikan resmi, dan bisa lama penyelidikannya. Namun, jika sudah ada kejelasan akan kami sampaikan kepada media," kata Hendi.
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman sebelumnya diduga melakukan plagiarisme atas hasil penelitian yang produk ilmiahnya sama persis dengan karya skripsi bekas mahasiswa PTN itu.
Penelitian yang dimaksud berjudul "Kode Bahasa dalam Interaksi Sosial Santri: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas" yang dipublikasikan oleh Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya UNY pada 2004.
Sementara penelitian Anif Rida berjudul "Pemakaian Kode Bahasa dalam Interaksi Sosial Santri dan Implikasinya Bagi Rekayasa Bahasa Indonesia: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas" yang dipublikasikan saat Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya pada 2003.
"Misalnya, ada kasus plagiarsime seorang profesor seharusnya sudah ada penyelidikan dari kementerian, inspektur jenderal, atau tim," kata Kepala UPT Humas Unnes Hendi Pratama di Semarang, Senin.
Hal itu diungkapkannya menanggapi isu dugaan plagiarisme yang menyeret nama Rektor Unnes Profesor Fathur Rokhman atas karya skripsi salah satu bekas mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) itu.
Kenyataannya, kata Hendi, sampai saat ini belum ada aduan masyarakat secara resmi yang masuk ke Unnes mengenai permasalahan itu, apalagi kedatangan tim kementerian untuk investigasi.
Ia mengatakan sampai sekarang ini tidak ada tim dari Irjen, Kemenristek Dikti, dan tim terkait yang datang ke Unnes untuk melakukan investigasi apapun mengenai dugaan plagiarisme tersebut.
"Kemudian, yang ketiga, belum ada pihak-pihak luar lain yang secara resmi memiliki autoritas untuk memberikan keputusan mengenai karya tersebut plagiasi atau bukan," katanya.
Diakuinya, "similarty text" atau kesamaan pada artikel tidak selalu bisa diambil kesimpulan sebagai plagiarisme, sebab ada beberapa kemungkinan membuat naskah memiliki tingkat kesamaan tinggi.
"Ada beberapa hal dimungkinkan naskah memiliki tingkat kesamaan tingggi tetapi bukan plagiarisme, misalnya ada dua naskah yang keluar karena secara administraris dulunya tidak layak tampil," katanya.
Kemudian, kata dia, ada dua artikel yang mengirimnya dalam waktu yang bersamaan, tetapi yang muncul lebih dulu bukan artikel yang menjadi sumber, melainkan bagian dari pengembangannya.
"Artinya, memiliki probabilitas yang tinggi. Perlu tim khusus, perlu penyelidikan resmi, dan bisa lama penyelidikannya. Namun, jika sudah ada kejelasan akan kami sampaikan kepada media," kata Hendi.
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman sebelumnya diduga melakukan plagiarisme atas hasil penelitian yang produk ilmiahnya sama persis dengan karya skripsi bekas mahasiswa PTN itu.
Penelitian yang dimaksud berjudul "Kode Bahasa dalam Interaksi Sosial Santri: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas" yang dipublikasikan oleh Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya UNY pada 2004.
Sementara penelitian Anif Rida berjudul "Pemakaian Kode Bahasa dalam Interaksi Sosial Santri dan Implikasinya Bagi Rekayasa Bahasa Indonesia: Kajian Sosiolinguistik di Pesantren Banyumas" yang dipublikasikan saat Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya pada 2003.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB