Ganjar: Tukang fitnah jadi "profesi baru"
Jumat, 3 Agustus 2018 20:25 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menerima cinderamata saat membuka Musyawarah Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jateng 2018, didampingi Ketua Umum APJII Jamalul Izza (kiri) dan Ketua Pengwil APJII Jateng Priyo Suyono, di Semarang, Jumat (3-8-2018). (Foto: Zuhdiar Laeis)
Semarang (Antaranews Jateng) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebutkan tukang fitnah sekarang ini seperti menjadi "profesi baru", terutama menjelang pesta demokrasi, seperti pemilihan kepala daerah.
"Fitnah ini jadi 'profesi baru'. Setelah Pilgub Jateng 2018, saya tunggu-tunggu fitnahnya tidak muncul lagi," kata Ganjar di Semarang, Jumat, disambut tawa para hadirin.
Hal tersebut disampaikan politikus PDI Perjuangan itu saat membuka Musyawarah Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jateng 2018 di Hotel Po Semarang.
Jajaran pemerintah provinsi dimintanya untuk membuat akun media sosial (medsos) guna menampung keluhan dari masyarakat agar bisa segera ditindaklanjuti secara lebih cepat.
"Saya edukasi semua untuk buat akun medsos, sebarkan nomor telepon. Tetapi, sebagian keluhan mereka tidak jujur. Apalagi yang disampaikan lewat medsos, apalagi (akun, red.) anonim," kata Ganjar.
Secara umum, kata Ganjar, evaluasi terhadap jajaran dinas sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) seiring penggunaan teknologi informasi dalam merespons informasi membanggakan sehingga patut diapresiasi.
Diakuinya, perkembangan teknologi yang sedemikian pesat ternyata bisa mengubah masyarakat, seperti sekarang ini yang begitu mudah mereka dikumpulkan oleh teknologi, seperti jaringan WiFi.
Tempat yang memiliki WiFi, kata Ganjar, menjadi tempat berkumpul orang, termasuk perkembangan informasi yang awalnya sebatas tulisan, kemudian gambar, dan sekarang ini yang tren adalah video atau gambar bergerak.
"Akan tetapi, yang menakutkan, seperti fitnah, serem, ngapusi, juga terjadi. Makanya, saya dorong APJII di samping sebagai fasilitator, juga menjadi relawan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)," kata Ganjar.
"Semua sudah menyiapkan betul-betul perpindahan teknologi audio visual ini. Saya berpesan mari berinternet sehat, tidak 'hoax', tampilkan prestasi. Ini yang kami dorong terus, kami pacu," kata Ganjar.
Sementara itu, Ketua Umum APJII Jamalul Izza membenarkan pentingnya kampanye internet secara sehat untuk mengantisipasi merebaknya berita "hoax" seiring dengan meluasnya penggunaan "gadget" sekarang ini.
"APJII punya program Internet Bersama (Bersih, Selektif, Nyaman) untuk memfilter konten negatif dan 'support' konten-konten positif. Salah satunya, kami sudah lakukan 'filtering'," kata Jamalul Izza .
Kemudian, kata Jamalul Izza, APJII juga menggelar pemilihan Miss Internet Indonesia yang sudah berjalan sejak 2017, dan untuk tahun ini sedang dalam proses pemilihan untuk membantu mengampanyekan internet sehat.
"Untuk mengampanyekan internet tidak hanya di kota saja, tetapi juga di desa. Bagaimana internet antihoaks sebab 'gadget' di daerah pinggiran kan bisa digunakan di mana-mana," kata Jamalul Izza.
Bahkan, kata Jamalul Izza, pernah terjadi suatu kasus ada siswa SMA yang diberi "gadget" oleh orang tidak dikenal ketika berada di kantin dan setiap harinya dikirimi pulsa senilai Rp150 ribu.
"Tugasnya cuma satu, meng-'upload' berita-berita hoax. Jadi, dia dikasih 'handphone', kemudian 'upload' berita-berita yang didapat dari orang tersebut untuk dikirimkan ke WhatsApp, dan sebagainya," pungkas Izza.
Dalam Muswil APJII Jateng, kandidat petahana Priyo Suyono kembali terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) APJII Jateng untuk periode 2018 s.d. 2021, atau yang kedua periode ini.
"Fitnah ini jadi 'profesi baru'. Setelah Pilgub Jateng 2018, saya tunggu-tunggu fitnahnya tidak muncul lagi," kata Ganjar di Semarang, Jumat, disambut tawa para hadirin.
Hal tersebut disampaikan politikus PDI Perjuangan itu saat membuka Musyawarah Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jateng 2018 di Hotel Po Semarang.
Jajaran pemerintah provinsi dimintanya untuk membuat akun media sosial (medsos) guna menampung keluhan dari masyarakat agar bisa segera ditindaklanjuti secara lebih cepat.
"Saya edukasi semua untuk buat akun medsos, sebarkan nomor telepon. Tetapi, sebagian keluhan mereka tidak jujur. Apalagi yang disampaikan lewat medsos, apalagi (akun, red.) anonim," kata Ganjar.
Secara umum, kata Ganjar, evaluasi terhadap jajaran dinas sebagai organisasi perangkat daerah (OPD) seiring penggunaan teknologi informasi dalam merespons informasi membanggakan sehingga patut diapresiasi.
Diakuinya, perkembangan teknologi yang sedemikian pesat ternyata bisa mengubah masyarakat, seperti sekarang ini yang begitu mudah mereka dikumpulkan oleh teknologi, seperti jaringan WiFi.
Tempat yang memiliki WiFi, kata Ganjar, menjadi tempat berkumpul orang, termasuk perkembangan informasi yang awalnya sebatas tulisan, kemudian gambar, dan sekarang ini yang tren adalah video atau gambar bergerak.
"Akan tetapi, yang menakutkan, seperti fitnah, serem, ngapusi, juga terjadi. Makanya, saya dorong APJII di samping sebagai fasilitator, juga menjadi relawan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi)," kata Ganjar.
"Semua sudah menyiapkan betul-betul perpindahan teknologi audio visual ini. Saya berpesan mari berinternet sehat, tidak 'hoax', tampilkan prestasi. Ini yang kami dorong terus, kami pacu," kata Ganjar.
Sementara itu, Ketua Umum APJII Jamalul Izza membenarkan pentingnya kampanye internet secara sehat untuk mengantisipasi merebaknya berita "hoax" seiring dengan meluasnya penggunaan "gadget" sekarang ini.
"APJII punya program Internet Bersama (Bersih, Selektif, Nyaman) untuk memfilter konten negatif dan 'support' konten-konten positif. Salah satunya, kami sudah lakukan 'filtering'," kata Jamalul Izza .
Kemudian, kata Jamalul Izza, APJII juga menggelar pemilihan Miss Internet Indonesia yang sudah berjalan sejak 2017, dan untuk tahun ini sedang dalam proses pemilihan untuk membantu mengampanyekan internet sehat.
"Untuk mengampanyekan internet tidak hanya di kota saja, tetapi juga di desa. Bagaimana internet antihoaks sebab 'gadget' di daerah pinggiran kan bisa digunakan di mana-mana," kata Jamalul Izza.
Bahkan, kata Jamalul Izza, pernah terjadi suatu kasus ada siswa SMA yang diberi "gadget" oleh orang tidak dikenal ketika berada di kantin dan setiap harinya dikirimi pulsa senilai Rp150 ribu.
"Tugasnya cuma satu, meng-'upload' berita-berita hoax. Jadi, dia dikasih 'handphone', kemudian 'upload' berita-berita yang didapat dari orang tersebut untuk dikirimkan ke WhatsApp, dan sebagainya," pungkas Izza.
Dalam Muswil APJII Jateng, kandidat petahana Priyo Suyono kembali terpilih sebagai Ketua Pengurus Wilayah (Pengwil) APJII Jateng untuk periode 2018 s.d. 2021, atau yang kedua periode ini.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Kliwon
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Hashim Djojohadikusumo pikat pendanaan hijau EUR 1,2 miliar untuk sektor kelistrikan
14 November 2024 21:08 WIB