PERINGATAN HARI SANTRI DIWARNAI TIRAKATAN DAN ZIARAH
Senin, 22 Oktober 2018 17:15 WIB
Sejumlah santri dari Madrasah Qudsiyyah Kudus di makam Kiai Haji Raden Asnawi, kompleks Makam Sunan Kudus, Senin (22-10-2018). (Foto: Akhmad Nazaruddin Lathif)
Kudus (Antaranews Jateng) - Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di Kabupaten Kudus bukan sekadar menggelar upacara, melainkan ada sejumlah santri yang menggelar tirakatan dengan santap makan bersama serta ziarah ke makam tokoh Nahdlatul Ulama Kudus, Senin.
Kegiatan yang digelar pertama kali adalah berziarah ke Makam Kiai Haji Raden Asnawi (pendiri NU dan Madrasah Qudsiyyah Kudus). kompleks Makam Sunan Kudus, sedangkan di tingkat kabupaten digelar upacara yang dipusatkan di Alun-alun Kudus.
Ratusan santri dari Madrasah Qudsiyyah Kudus yang hadir mendoakan Kiai Asnawi sebagai salah satu upaya mengenalkan kepada mereka tokoh ulama zaman dahulu.
Usai berziarah ke makam tokoh NU di Kudus, para santri melakukan khataman Alquran, kemudian dilanjutkan tirakatan dengan menyantap makanan bersama yang diikuti 800-an santri.
Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Madrasah Qudsiyyah Kudus Muh Asror mengatakan bahwa rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional ini tidak hanya digelar di kompleks Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus, tetapi juga menggelar kemah di lapangan Qudsiyyah dengan jumlah santri sekitar 300 orang.
Ziarah ke makam tokoh NU dan tirakatan ini dalam rangka mengenalkan para santri kepada salah satu pendiri NU di Kabupaten Kudus untuk mengenang jasa mereka.
Makna dari tirakatan dengan menyantap menu nasi urap berbungkus daun jati yang berisi sayuran gudangan berisi wortel,kacang panjang, tempe, telur, tauge, dan tahu untuk mengajak para santri hidup sederhana.
Ia berharap para santri juga bisa belajar arti kesederhanaan karena nasi urap merupakan menu sederhana.
Jumlah nasi urap yang disediakan mencapai 1.240 porsi yang dimasak oleh wali murid.
Tirakatan dengan santap bersama tersebut digelar di depan kantor Yayasan Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus (YM3SK).
Santri Abidurrahman mengakui di rumah memang jarang makan nasi urap.
"Mudah-mudahan, setelah memakan nasi urap saya lebih mengerti makna kesederhanaan karena dalam Agama Islam juga diajarkan demikian," ujarnya.
Imron Salimi, guru MI Qudsiyyah, berharap anak didiknya makin mengenal bahwa Kiai Haji Raden Asnawi merupakan pendiri Qudsiyyah dan juga tokoh NU di Kudus.
Dengan digelarnya Hari Santri Nasional, dia berharap santri makin termotivasi untuk belajar rajin untuk mengikuti jejak pendahulunya, Kiai Asnawi, mengembangkan dunia pendidikan dan membangun kemajuan bangsa.
Kegiatan yang digelar pertama kali adalah berziarah ke Makam Kiai Haji Raden Asnawi (pendiri NU dan Madrasah Qudsiyyah Kudus). kompleks Makam Sunan Kudus, sedangkan di tingkat kabupaten digelar upacara yang dipusatkan di Alun-alun Kudus.
Ratusan santri dari Madrasah Qudsiyyah Kudus yang hadir mendoakan Kiai Asnawi sebagai salah satu upaya mengenalkan kepada mereka tokoh ulama zaman dahulu.
Usai berziarah ke makam tokoh NU di Kudus, para santri melakukan khataman Alquran, kemudian dilanjutkan tirakatan dengan menyantap makanan bersama yang diikuti 800-an santri.
Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Madrasah Qudsiyyah Kudus Muh Asror mengatakan bahwa rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional ini tidak hanya digelar di kompleks Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus, tetapi juga menggelar kemah di lapangan Qudsiyyah dengan jumlah santri sekitar 300 orang.
Ziarah ke makam tokoh NU dan tirakatan ini dalam rangka mengenalkan para santri kepada salah satu pendiri NU di Kabupaten Kudus untuk mengenang jasa mereka.
Makna dari tirakatan dengan menyantap menu nasi urap berbungkus daun jati yang berisi sayuran gudangan berisi wortel,kacang panjang, tempe, telur, tauge, dan tahu untuk mengajak para santri hidup sederhana.
Ia berharap para santri juga bisa belajar arti kesederhanaan karena nasi urap merupakan menu sederhana.
Jumlah nasi urap yang disediakan mencapai 1.240 porsi yang dimasak oleh wali murid.
Tirakatan dengan santap bersama tersebut digelar di depan kantor Yayasan Masjid, Menara, Makam Sunan Kudus (YM3SK).
Santri Abidurrahman mengakui di rumah memang jarang makan nasi urap.
"Mudah-mudahan, setelah memakan nasi urap saya lebih mengerti makna kesederhanaan karena dalam Agama Islam juga diajarkan demikian," ujarnya.
Imron Salimi, guru MI Qudsiyyah, berharap anak didiknya makin mengenal bahwa Kiai Haji Raden Asnawi merupakan pendiri Qudsiyyah dan juga tokoh NU di Kudus.
Dengan digelarnya Hari Santri Nasional, dia berharap santri makin termotivasi untuk belajar rajin untuk mengikuti jejak pendahulunya, Kiai Asnawi, mengembangkan dunia pendidikan dan membangun kemajuan bangsa.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB