Solo (Antaranews Jateng)  - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di Soloraya tahun 2018 stagnan jika dibandingkan tahun lalu seiring dengan ketidakpastian perekonomian global

"Proyeksi kami pertumbuhan ekonomi pada tahun ini di kisaran 5,3-5,7 persen, sedangkan tahun lalu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu 5,45 persen," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bandoe Widiarto pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia dengan tema "Sinergi Untuk Ketahanan dan Pertumbuhan" di Kantor BI Surakarta, Rabu.

Meski demikian, ia menilai pertumbuhan ekonomi tersebut cukup baik dan sejalan dengan ekonomi Indonesia yang 
cukup baik. Bahkan, pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi 
Jawa Tengah juga menunjukkan perbaikan. 

"Secara kumulatif, sampai dengan triwulan III 2018, perekonomian Jawa Tengah menunjukkan pertumbuhan 5,38 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017 sebesar 5,22 persen," katanya.

Ia mengatakan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang terjadi ditopang oleh kuatnya sisi investasi baik dari kategori bangunan maupun nonbangunan dan dari sisi konsumsi yang didorong oleh terjaganya daya beli, serta adanya tambahan pendapatan berupa program sosial Pemerintah dan kenaikan UMK. 

  Selanjutnya, dikatakannya, di tengah ekonomi global yang tidak kondusif, kinerja dan prospek perekonomian Indonesia cukup baik. 

"Stabilitas ekonomi tetap terjaga dan momentum pertumbuhan juga terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi cukup baik pada tahun 2018 atau mencapai sekitar 5,1 persen," katanya.

Dari sisi inflasi sepanjang tahun 2018, dikatakannya, tetap rendah sehingga mendukung peningkatan daya beli 
masyarakat.

"Melihat perkembangan hingga November 2018, inflasi pada akhir tahun 2018 diperkirakan sekitar 3,2 persen," katanya.