Mahasiswa UNS raih juara nasional berkat teknologi usir hama
Selasa, 24 Desember 2019 20:18 WIB
Tiga mahasiswa UNS yang berhasil menciptakan alat pengusir hama bawang merah. ANTARA/HO/Humas UNS
Solo (ANTARA) - Teknologi pengusir hama serangga berbasis "internet of things" berhasil membawa tiga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjadi juara pada kompetisi tingkat nasional.
"Kami membuat alat perangkap hama serangga hemat energi berbasis 'internet of things' yang diberi nama Ansiot," kata salah satu mahasiswa Alvin Ichwannur Ridho dari Teknik Elektro UNS di Solo, Selasa.
Ansiot merupakan solusi pencegahan kerusakan tanaman bawang merah oleh organisme perusak tanaman (OPT) yang banyak menyerang tanaman di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Menurut dia, alat terbilang cukup sederhana dan mudah digunakan.
Baca juga: SLPHT diharapkan bawa petani lebih mandiri atasi hama-penyakit
Ansiot merupakan alat pencegahan hama serangga tanaman bawang yang hemat energi karena sumber energi utama dalam mengoperasikan alat tersebut menggunakan panel surya dan sistem kerjanya dapat dimonitoring secara "real-time" oleh petani di manapun dan kapanpun melalui telepon pintar.
Sebagai objek sasaran alat pengusir hama tersebut Kabupaten Brebes mengingat daerah tersebut merupakan sentra komoditas bawang merah terbesar di Indonesia.
"Selain itu Brebes juga menjadi pengguna pestisida terbesar se-Asia Tenggara untuk membasmi hama pada tanaman bawang," katanya.
Baca juga: Hama ulat ancam tanaman jagung di Desa Datar Banyumas
Cara kerja Ansiot tersebut digunakan tiga komponen, yaitu Ansiot User, Ansiot Client, dan Ansiot App. Ia mengatakan Ansiot User dijadikan sebagai pusat energi dengan memanfaatkan solar panel 300 WP dan sensor-sensornya, yaitu kelembapan, suhu, dan arus.
"Selain itu, pada Ansiot User ini kami letakkan mesin pompa air sebagai pengairannya nanti. Untuk selanjutnya, Ansiot Client akan kami sebar di lahan bawang sebagai alat yang akan menangkap hama serangga tanaman dengan menggunakan cahaya lampu dan minyak sebagai perangkapnya," katanya.
Ia mengatakan sumber energi lampu pada Ansiot Client tersebut berasal dari solar panel yang dipasang pada Ansiot User.
Baca juga: Pemkot Magelang kenalkan agroekosistem sawah kepada petani
"Terakhir, untuk Ansiot App akan kami integrasikan dengan Ansiot User dan Ansiot Client sebagai pusat 'monitoring' dan 'controlling'. Ini bisa digunakan di manapun dan kapanpun," katanya.
Sementara itu, atas karya tersebut Alvin dengan dua teman yang lain, yaitu M Maulana Yusuf dari Teknik Elektro dan Farah Yuki Prasetyawati dari Pendidikan Fisika berhasil meraih juara 1 di ajang Mechanical Engineering Expo 2019.
Sebagaimana diketahui, acara tahunan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang di dalamnya terdapat lomba karya tulis ilmiah.
Baca juga: Musim tanam, petani diimbau waspadai wereng batang coklat
Baca juga: Tanaman kakao rentan terserang hama saat kemarau
"Kami membuat alat perangkap hama serangga hemat energi berbasis 'internet of things' yang diberi nama Ansiot," kata salah satu mahasiswa Alvin Ichwannur Ridho dari Teknik Elektro UNS di Solo, Selasa.
Ansiot merupakan solusi pencegahan kerusakan tanaman bawang merah oleh organisme perusak tanaman (OPT) yang banyak menyerang tanaman di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Menurut dia, alat terbilang cukup sederhana dan mudah digunakan.
Baca juga: SLPHT diharapkan bawa petani lebih mandiri atasi hama-penyakit
Ansiot merupakan alat pencegahan hama serangga tanaman bawang yang hemat energi karena sumber energi utama dalam mengoperasikan alat tersebut menggunakan panel surya dan sistem kerjanya dapat dimonitoring secara "real-time" oleh petani di manapun dan kapanpun melalui telepon pintar.
Sebagai objek sasaran alat pengusir hama tersebut Kabupaten Brebes mengingat daerah tersebut merupakan sentra komoditas bawang merah terbesar di Indonesia.
"Selain itu Brebes juga menjadi pengguna pestisida terbesar se-Asia Tenggara untuk membasmi hama pada tanaman bawang," katanya.
Baca juga: Hama ulat ancam tanaman jagung di Desa Datar Banyumas
Cara kerja Ansiot tersebut digunakan tiga komponen, yaitu Ansiot User, Ansiot Client, dan Ansiot App. Ia mengatakan Ansiot User dijadikan sebagai pusat energi dengan memanfaatkan solar panel 300 WP dan sensor-sensornya, yaitu kelembapan, suhu, dan arus.
"Selain itu, pada Ansiot User ini kami letakkan mesin pompa air sebagai pengairannya nanti. Untuk selanjutnya, Ansiot Client akan kami sebar di lahan bawang sebagai alat yang akan menangkap hama serangga tanaman dengan menggunakan cahaya lampu dan minyak sebagai perangkapnya," katanya.
Ia mengatakan sumber energi lampu pada Ansiot Client tersebut berasal dari solar panel yang dipasang pada Ansiot User.
Baca juga: Pemkot Magelang kenalkan agroekosistem sawah kepada petani
"Terakhir, untuk Ansiot App akan kami integrasikan dengan Ansiot User dan Ansiot Client sebagai pusat 'monitoring' dan 'controlling'. Ini bisa digunakan di manapun dan kapanpun," katanya.
Sementara itu, atas karya tersebut Alvin dengan dua teman yang lain, yaitu M Maulana Yusuf dari Teknik Elektro dan Farah Yuki Prasetyawati dari Pendidikan Fisika berhasil meraih juara 1 di ajang Mechanical Engineering Expo 2019.
Sebagaimana diketahui, acara tahunan tersebut diselenggarakan oleh Himpunan Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang di dalamnya terdapat lomba karya tulis ilmiah.
Baca juga: Musim tanam, petani diimbau waspadai wereng batang coklat
Baca juga: Tanaman kakao rentan terserang hama saat kemarau
Pewarta : Aris Wasita
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Istri pekerja Kilang Pertamina Cilacap bagikan etalase-alat tulis untuk santri TPQ
24 October 2024 6:09 WIB
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB