Temanggung (ANTARA) -

Kabupaten Temanggung yang berada di kawasan Gunung Sumbing, Sindoro, dan Gunung Prahu memiliki potensi wisata alam yang sangat menarik.

Daerah ini juga merupakan penghasil berbagai jenis sayuran dan tanaman perkebunan. Komoditas yang sudah dikenal masyarakat luas dari Temanggung, antara lain tembakau dan kopi.

Suburnya tanah di wilayah Kabupaten Temanggung ini dimanfaatkan PT Catila untuk mengelola tanah seluas 10 hektare milik Perum Perhutani dijadikan kawasan wisata agro.

Lahan Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Kedu Utara bekas ditanami murbai untuk pengembangan ulat sutera tersebut kini disulap menjadi objek wisata agro yang ditanami berbagai jenis buah-buahan, yakni kelengkeng, durian, alpokat, jeruk, dan pepaya.

Baca juga: Saujana di Desa Wisata Serang Kabupaten Purbalingga

Tanaman pepaya sudah lama berbuah dan dipanen, sedangkan tanaman kelengkeng baru memasuki panen perdana di bulan Maret ini. 

Bejen Fruit Garden (BFG) di Desa Bejen, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung ini berada di kawasan cukup strategis mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum karena terletak di pinggir jalan raya Temanggung-Kendal yang merupakan salah satu objek wisata potensial di wilayah Temanggung utara.

Direktur PT Catila selaku pengelola BFG Ariadi mengatakan para pengunjung bisa petik langsung buah di wisata agro ini.

"Kami merintis objek wisata ini sekitar 1 tahun lalu dan telah melakukan soft opening pada 16 Oktober 2020. Namun, karena pandemi COVID-19 pengunjung belum bisa maksimal," katanya.

BFG saat ini memiliki sekitar 2.000 tanaman buah, di antaranya 1.350 tanaman kelengkeng dan sisanya berupa tanaman durian, alpokat, jeruk, dan pepaya.

Ia menuturkan tanaman kelengkeng jenis kateki ini melalui rekayasa disengaja agar tidak berbuah secara bersamaan sehingga ketika pengunjung datang di sini selalu ada buah yang bisa dipetik.

Buah kelengkeng dapat dipanen di luar musim, yakni dengan merekayasa beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mulai dari pengaturan air dengan menerapkan irigasi tetes, faktor pupuk, faktor hormon, dan perlakuan.

"Dengan penerapan teknik tersebut produktifitas tanaman kelengkeng sangat tinggi dan buah yang dihasilkan juga berkualitas super. Hal ini sesuai permintaan dari pasar," katanya.

Selain pengunjung bisa melakukan petik buah, BFG juga menyediakan bibit kelengkeng yang dapat dibeli oleh pengunjung

Menurut dia konsep wisata yang diusung di BFG sebenarnya wisata terpadu. Selain wisata petik buah juga menawarkan kuliner, oleh-oleh, cenderamata, ruang kopi, keliling kebun, jeep adventure, naik kuda, track ATV, painball, dan istana balon.

Kawasan BFG ini merupakan perkebunan moderen yang berperan sebagai kawasan produksi, edukasi, inovasi teknologi, dan juga wisata. Delain memetik dan menikmati buah di kebun, pengunjung juga dapat belajar cara menanam, merawat, memanen, dan memasarkannya.

"Saya berharap inovasi teknologi untuk tanaman kelengkeng yang dikembangkan BFG ini dapat diadopsi oleh masyarakat luas, guna peningkatan penghasilan," katanya.

Pihaknya juga menawarkan sarana edukasi bagi masyarakat umum, komunitas, maupun siswa sekolah yang mau menanam buah kelengkeng dengan hasil panen maksimal.

"Dengan penerapan teknik tersebut produktifitas tanaman kelengkeng sangat tinggi dan buah yang dihasilkan juga berkualitas super. Ini sesuai permintaan dari pasar," katanya.

Seorang pengunjung BFG warga Parakan Temanggung Priyo Santoso menguturkan BFG merupakan objek wisata baru di Temanggung yang bisa menjadi alternatif untuk "refreshing".

Objek wisata petik buah ini baru pertama kali di Temanggung, tempatnya cukup luas dan menarik.

"Bukan hanya petik buah, di lokasi wisata ini juga tersedia kuliner yang cukup terjangkau para pengunjung. Di sini kami juga bisa mendapatkan bibit kelengkeng dan edukasi cara membudidayakannya," katanya.

Bupati Temanggung, M. Al Khadziq mengapresiasi perkebunan moderen buah kelengkeng di BFG Kecamatan Bejen ini. 

Menurut dia pariwisata dengan konsep petik buah langsung di kebun sangat bagus dan letaknya juga sangat strategis yakni di antara perbatasan pantura dan pedalaman Jawa Tengah.

"Saya harap konsep petik buah di Bejen ini dapat menjadi tujuan wisata, bahkan menjadi pariwisata andalan di Temanggung utara," katanya.

Di Kabupaten Temangggung budi daya buah kelengkeng secara moderen memang masih jarang dilakukan oleh masyarakat. Namun melihat hasil tanaman yang dikembangkan pengelola BFG ternyata kelengkeng jenis kateki sangat cocok dan tumbuh subur dengan hasil yang melimpah pada panen perdana ini yakni mencapai 20 kilogram per pohon.

"Rasanya enak, manis dan segar. Kemudian dagingnya tebal dan bijinya kecil. Saya mengharapkan Dinas Pertanian untuk terus mengembangkan atau bahkan melakukan pembinaan khusus kepada masyarakat, karena ini potensi yang sangat bagus dan memiliki nilai ekonomi tinggi," katanya
 

Kerja sama Perhutani

Administratur Perum Perhutani KPH Kedu Utara Damanhuri mengatakan pihaknya membuka lebar kepada para investor untuk bekerja sama dalam mengembangkan objek wisata di wilayah milik Perhutani.

"Kalau ada investor yang tertarik dengan lokasi pariwisata dan tempatnya di wilayah Perhutani KPH Kedu Utara, kami terbuka lebar untuk bekerja sama," katanya.

Dalam mengelola wilayahnya untuk kawasan wisata, semata-mata untuk mengamankan kawasan sekitarnya yang masih berupa hutan dan juga upaya pelestarian lingkungan. Selain itu masyarakat sekitar akan mendapatkan nilai ekonominya. 

"Jadi ini juga bagian untuk melestarikan, sekaligus masyarakat sekitar turut menjaganya dan mendapatkan dampak ekonominya dari setiap wisata yang dibuka," katanya.

Dari belasan objek wisata, salah satu di antaranya adalah BFG. Objek wisata dengan konsep perkebunan moderen ini menjadi tujuan favorit para wisatawan.

Selain bisa memetik buah langsung di kebun, wisatawan juga disuguhkan wahana wisata lain yakni berkeliling kebun menggunakan mobil.

"Prinsipnya masyarakat atau kelompok bebas saja mengelola tempat wisata di wilayahnya yang merupakan daerah KPH Kedu Utara. Hanya saja, tetap bersinergi dengan perhutani," katanya.

Di Perum Perhutani KPH Kedu Utara masih banyak peluang lokasi wisata baru yang siap dikembangkan. Wilayah Perhutani di Kabupaten Temanggung mempunyai luas lahan 16.000 hektare di PKPH Candiroto dan PKPH Temanggung.

"Peluang kerja sama dalam rangka pengelolaan hutan baik wisata maupun agro masih banyak. Paling baru kami mau merintis wisata tanaman porang di daerah Candiroto, tetapi sekarang baru melengkapi persyaratan," katanya.

Pengembangan wisata bekerja sama dengan Perhutani di Kabupaten Temanggung masih terbuka lebar, apalagi di kawasan lereng Gunung Sumbing dan Sindoro ini sebagian besar merupakan lahan Perhutani yang masih alami. Penggunaan lahan perhutani untuk objek wisata ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Baca juga: Pekalongan targetkan pembangunan taman wisata laut rampung November 2021
Baca juga: Sembilan desa wisata diharapkan jadi penguatan KSPN Borobudur
Baca juga: Wisata religi bisa bantu pulihkan pariwisata Borobudur