Hamas tetap waspada setelah gencatan senjata
Jumat, 21 Mei 2021 11:40 WIB
Warga Palestina turun ke jalan merayakan gencatan senjata di Jalur Gaza Selatan, Kamis (20/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa/pras.
Doha (ANTARA) - Seorang pejabat Hamas mengatakan bahwa pihaknya akan tetap waspada dan meminta Israel harus mengakhiri pelanggarannya di Yerusalem dan mengatasi kerusakan akibat pemboman Gaza menyusul gencatan senjata yang dimulai pada Jumat.
"Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa kami tetap waspada dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata Ezzat El-Reshiq, seorang anggota dari biro politik Hamas.
Dia mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa tuntutan gerakan itu juga termasuk melindungi masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan mengakhiri penggusuran beberapa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang oleh Reshiq digambarkan sebagai "garis merah".
Pemboman udara di Gaza yang berpenduduk padat telah menewaskan 232 warga Palestina dan serangan roket telah menewaskan 12 orang di Israel selama konflik 11 hari itu.
"Apa yang terjadi setelah pertempuran 'Pedang Yerusalem' tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka," kata Reshiq.
Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas apa yang disebut pelanggaran hak Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem termasuk selama konfrontasi polisi di masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan.
Sumber : Reuters
Baca juga: Israel tidak miliki kerangka waktu untuk akhiri pertempuran Gaza
Baca juga: Berpijaklah pada kebenaran sebelum bersikap soal Israel dan Palestina
"Memang benar pertempuran berakhir hari ini tetapi (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan seluruh dunia harus tahu bahwa kami tetap waspada dan kami akan terus mengembangkan kemampuan perlawanan ini," kata Ezzat El-Reshiq, seorang anggota dari biro politik Hamas.
Dia mengatakan kepada Reuters di Doha bahwa tuntutan gerakan itu juga termasuk melindungi masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan mengakhiri penggusuran beberapa warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur yang oleh Reshiq digambarkan sebagai "garis merah".
Pemboman udara di Gaza yang berpenduduk padat telah menewaskan 232 warga Palestina dan serangan roket telah menewaskan 12 orang di Israel selama konflik 11 hari itu.
"Apa yang terjadi setelah pertempuran 'Pedang Yerusalem' tidak seperti yang terjadi sebelumnya karena rakyat Palestina mendukung perlawanan dan tahu bahwa perlawanan itulah yang akan membebaskan tanah mereka dan melindungi tempat-tempat suci mereka," kata Reshiq.
Hamas mulai menembakkan roket pada 10 Mei sebagai pembalasan atas apa yang disebut pelanggaran hak Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem termasuk selama konfrontasi polisi di masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan.
Sumber : Reuters
Baca juga: Israel tidak miliki kerangka waktu untuk akhiri pertempuran Gaza
Baca juga: Berpijaklah pada kebenaran sebelum bersikap soal Israel dan Palestina
Pewarta : Azis Kurmala
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Bareskrim tetapkan Dito Mahendra tersangka kepemilikan senjata api ilegal
17 April 2023 14:18 WIB, 2023
Tantangan 2023, Kolaborasi dan inovasi digital jadi "senjata" Jasa Raharja
10 January 2023 20:52 WIB, 2023
Kajian : Dunia dalam ancaman risiko penggunaan senjata nuklir level tertinggi
13 June 2022 8:43 WIB, 2022