Solo (ANTARA) - Empat putra penguasa Mangkunegaran mengiringi pelepasan jenazah Adipati Mangkunegara IX menuju Kompleks Pemakaman Raja Astana Girilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Pantauan di Solo, Minggu, jenazah putra keempat Adipati Mangkunegara VIII yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo tersebut diberangkatkan dari Pura Mangkunegaran pukul 10.20 WIB, diiringi ratusan pelayat.

Beberapa tokoh juga terlihat hadir, di antaranya mantan Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo dan politikus Aria Bima. Selain itu, ada perwakilan dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, di antaranya Gusti Kanjeng Ratu Wandansari atau Gusti Moeng dan KGPH Dipokusumo.

Baca juga: Gending Ketawang akan lepas jenazah Adipati Mangkunegara IX
Baca juga: Sejumlah pejabat melayat KGPAA Mangkunegara IX

Sementara itu, sebelum jenazah diberangkatkan, empat putranya yakni GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GRAy Putri Agung Suniwati, GRAj Ancillasura Marina Sudjiwo, dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo melakukan tradisi "brobosan" di bawah peti jenazah sang ayah.

Selain itu, istri Mangkunegara IX, Kanjeng Putri Mangkunegara IX, juga menjalani tradisi Jawa ini. Sementara itu, terdengar Gending Ketawang yang melepas jenazah sang penguasa Mangkunegaran.

Sebelumnya, perwakilan staf humas Pura Mangkunegaran Joko Pramudyo mengatakan, ada beberapa gending yang dibawakan pada prosesi pemakaman tersebut, di antaranya Gending Menyan Kobar, Gending Laler Megeng, dan Gending Renyep.

"Khusus saat pemberangkatan ada Gending Ketawang, kaitannya dengan layu-layu," katanya.

Pada kesempatan tersebut, mantan Wali Kota Surakarta Rudy juga mengenang mendiang Adipati Mangkunegara IX yang memiliki nama kecil Gusti Jiwo ini sebagai sosok yang patut diteladani.

"Yang harus diteladani bersama adalah dalam mengelola tradisi dan budaya di Kota Solo, khususnya di Mangkunegaran. Beliau biarpun sebagai raja dengan masyarakat tetap memperhatikan, hubungan dengan masyarakat juga baik," katanya.

Mengenai kenangan bersama mendiang, Rudy mengatakan salah satunya adalah dalam menata Pura Mangkunegaran sebagai destinasi wisata budaya.

"(Kenangan) dengan almarhum untuk menata Mangkunegaran yang di dalam dan di luar. Beliau mengikuti apa yang diharapkan pemerintah, termasuk yang di timur (pura bagian timur) itu mudah-mudahan akan lebih baik," katanya.
Baca juga: Raja Mangkunegara IX bakal dimakamkan dengan adat Mataram