Simpan puluhan ribu fosil purba, generasi muda diajak pelajari sejarah di Museum Patiayam
Rabu, 3 November 2021 15:50 WIB
Bupati Kudus Hartopo saat menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam di Hotel @Hom Kudus, Rabu (3/11/2021). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif
Kudus (ANTARA) - Bupati Kudus, Jawa Tengah Hartopo mengajak generasi muda baik pelajar maupun mahasiswa di daerah itu untuk mempelajari sejarah melalui museum karena memiliki berbagai koleksi, sehingga bisa mengetahui apa yang terjadi di masa lalu.
"Kabupaten Kudus memiliki beberapa museum. Salah satunya Museum Patiayam yang menyimpan puluhan ribu fosil purba, termasuk koleksi artefak yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Dengan mempelajari sejarah, dapat tumbuh kebanggaan terhadap budaya bangsa sendiri," ujarnya saat membuka acara Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam di Hotel @Hom Kudus, Rabu.
Ia mengakui pelajaran sejarah memang tidak menarik bagi generasi muda saat ini. Untuk itu, para peserta seminar yang terdiri atas tokoh masyarakat, pemerhati sejarah dan guru di Kudus agar mau menyosialisasikan dan memberikan edukasi kepada generasi muda untuk lebih mencintai sejarah, terutama di Kudus.
Baca juga: Perlu dukungan banyak pihak perbaiki pengelolaan museum
Salah satunya, kata dia, dengan mengunjungi museum, sehingga dapat membuka jendela informasi dan membuka mata terhadap sejarah kehidupan masa purba di Kudus melalui pengenalan koleksi museum sekaligus mengetahui perjalanan panjang Kota Kudus.
Terkait upaya pengembangan Museum Patiayam yang tempatnya kurang representatif, kata Hartopo, harus menunggu status kepemilikan tanahnya dari pemerintah desa ke Pemkab Kudus.
"Sepanjang masih milik desa, belum bisa diusulkan anggaran ke provinsi maupun pusat. Kalaupun hendak melakukan pembangunan harus mengandalkan APBD Kudus," ujarnya.
Sementara saat sekarang, kata dia, kemampuan keuangan daerah belum mampu untuk membangun Museum Patiayam menjadi lebih besar karena fokus penanganan COVID-19.
Ia berharap tanahnya bisa dibeli atau tukar guling, sehingga nantinya bisa dikembangkan menjadi lebih baik agar bisa menampung semua fosil hasil temuan di Pegunungan Patiayam.
Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam tersebut, menghadirkan dua narasumber dari Kurator Koleksi Museum Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Cahya Ratna Mahendrani serta Maya Damayanti yang juga aktif meneliti tentang benda-benda bersejarah.
Baca juga: Jepara pamerkan koleksi museum RA Kartini secara virtual
Baca juga: Museum Bubakan Semarang bakal dikonsep jadi museum imersif
"Kabupaten Kudus memiliki beberapa museum. Salah satunya Museum Patiayam yang menyimpan puluhan ribu fosil purba, termasuk koleksi artefak yang tidak bisa ditemui di daerah lain. Dengan mempelajari sejarah, dapat tumbuh kebanggaan terhadap budaya bangsa sendiri," ujarnya saat membuka acara Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam di Hotel @Hom Kudus, Rabu.
Ia mengakui pelajaran sejarah memang tidak menarik bagi generasi muda saat ini. Untuk itu, para peserta seminar yang terdiri atas tokoh masyarakat, pemerhati sejarah dan guru di Kudus agar mau menyosialisasikan dan memberikan edukasi kepada generasi muda untuk lebih mencintai sejarah, terutama di Kudus.
Baca juga: Perlu dukungan banyak pihak perbaiki pengelolaan museum
Salah satunya, kata dia, dengan mengunjungi museum, sehingga dapat membuka jendela informasi dan membuka mata terhadap sejarah kehidupan masa purba di Kudus melalui pengenalan koleksi museum sekaligus mengetahui perjalanan panjang Kota Kudus.
Terkait upaya pengembangan Museum Patiayam yang tempatnya kurang representatif, kata Hartopo, harus menunggu status kepemilikan tanahnya dari pemerintah desa ke Pemkab Kudus.
"Sepanjang masih milik desa, belum bisa diusulkan anggaran ke provinsi maupun pusat. Kalaupun hendak melakukan pembangunan harus mengandalkan APBD Kudus," ujarnya.
Sementara saat sekarang, kata dia, kemampuan keuangan daerah belum mampu untuk membangun Museum Patiayam menjadi lebih besar karena fokus penanganan COVID-19.
Ia berharap tanahnya bisa dibeli atau tukar guling, sehingga nantinya bisa dikembangkan menjadi lebih baik agar bisa menampung semua fosil hasil temuan di Pegunungan Patiayam.
Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Situs Purbakala Patiayam tersebut, menghadirkan dua narasumber dari Kurator Koleksi Museum Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Cahya Ratna Mahendrani serta Maya Damayanti yang juga aktif meneliti tentang benda-benda bersejarah.
Baca juga: Jepara pamerkan koleksi museum RA Kartini secara virtual
Baca juga: Museum Bubakan Semarang bakal dikonsep jadi museum imersif
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024