Dokter ajak masyarakat kenali variasi gejala klinis COVID-19
Selasa, 16 November 2021 18:08 WIB
Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Islam Banjarnegara dr Aditya Chandra Putra SpPD. ANTARA/HO-RS Islam Banjarnegara
Banjarnegara (ANTARA) - Masyarakat diajak tetap waspada terhadap ancaman penyebaran virus corona gelombang ketiga pada Desember 2021 dengan lebih mengenali variasi gejala klinis COVID-19, kata dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Islam Banjarnegara dr. Aditya Chandra Putra Sp.PD.
"Semoga gelombang ketiga ini tidak terjadi, namun kita tetap harus waspada. Apalagi saat ini makin banyak varian baru yang ditemukan dengan gejala klinis yang bervariasi," katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa.
Sebelumnya, kata dia, sebagian besar gejala klinis COVID-19 berkaitan dengan keluhan demam dan saluran napas.
Akan tetapi dengan ditemukannya berbagai varian baru, lanjut dia, gejala klinis COVID-19 yang muncul lebih bervariasi seperti sakit kepala, nyeri telan atau tenggorokan, dan diare.
"Oleh karena itu, seandainya merasakan demam lebih dari dua hari dan merasakan gejala-gejala klinis yang disebutkan tadi, saya harapkan masyarakat untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan tepat," katanya.
Lebih lanjut, Aditya mengatakan berdasarkan teori-teori yang ada, penularan COVID-19 sangat cepat dan mudah sehingga benteng utama yang harus dilakukan masyarakat adalah tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat serta tidak menunda vaksinasi.
Selain itu, kata dia, masyarakat ketika beraktivitas di luar ruangan diimbau untuk tidak sembarang memegang barang-barang berbahan plastik dan metal.
"Virus corona ini juga bisa menempel pada bahan yang ditemukan sehari-hari seperti plastik dan metal sehingga jangan sembarangan pegang benda-benda tersebut supaya tidak tertular (COVID-19)," katanya.
Menurut dia, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa virus SARS Cov 2 (virus corona penyebab COVID-19, red.) bisa bertahan di udara selama beberapa jam.
Bahkan, kata dia, penelitian juga menyebutkan bahwa virus tersebut bisa bertahan hingga beberapa hari di benda mati seperti besi, alumunium, kayu, kaca, dan plastik.
"Dengan demikian, cuci tangan setelah memegang benda apa pun di luar rumah harus menjadi kebiasaan untuk mencegah terpapar dari virus tersebut," kata Aditya.
"Semoga gelombang ketiga ini tidak terjadi, namun kita tetap harus waspada. Apalagi saat ini makin banyak varian baru yang ditemukan dengan gejala klinis yang bervariasi," katanya di Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa.
Sebelumnya, kata dia, sebagian besar gejala klinis COVID-19 berkaitan dengan keluhan demam dan saluran napas.
Akan tetapi dengan ditemukannya berbagai varian baru, lanjut dia, gejala klinis COVID-19 yang muncul lebih bervariasi seperti sakit kepala, nyeri telan atau tenggorokan, dan diare.
"Oleh karena itu, seandainya merasakan demam lebih dari dua hari dan merasakan gejala-gejala klinis yang disebutkan tadi, saya harapkan masyarakat untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan tepat," katanya.
Lebih lanjut, Aditya mengatakan berdasarkan teori-teori yang ada, penularan COVID-19 sangat cepat dan mudah sehingga benteng utama yang harus dilakukan masyarakat adalah tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat serta tidak menunda vaksinasi.
Selain itu, kata dia, masyarakat ketika beraktivitas di luar ruangan diimbau untuk tidak sembarang memegang barang-barang berbahan plastik dan metal.
"Virus corona ini juga bisa menempel pada bahan yang ditemukan sehari-hari seperti plastik dan metal sehingga jangan sembarangan pegang benda-benda tersebut supaya tidak tertular (COVID-19)," katanya.
Menurut dia, banyak penelitian yang menyebutkan bahwa virus SARS Cov 2 (virus corona penyebab COVID-19, red.) bisa bertahan di udara selama beberapa jam.
Bahkan, kata dia, penelitian juga menyebutkan bahwa virus tersebut bisa bertahan hingga beberapa hari di benda mati seperti besi, alumunium, kayu, kaca, dan plastik.
"Dengan demikian, cuci tangan setelah memegang benda apa pun di luar rumah harus menjadi kebiasaan untuk mencegah terpapar dari virus tersebut," kata Aditya.
Pewarta : Sumarwoto
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kementan RI : Varietas unggul baru tanam padi lahan payau hasilkan 7,1 ton/ha
14 November 2024 17:47 WIB
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
03 November 2024 14:03 WIB