Kudus (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menargetkan zero infeksi HIV/AIDS terhadap bayi pada 2022 menyusul banyaknya temuan kasus bayi lahir terinfeksi virus HIV.

"Untuk mencapai target tersebut, maka dibutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kudus untuk ikut melakukan 'screening' (penapisan) terhadap ibu yang hamil," kata Anggota Komisi Penanggulangan AIDS Kudus yang juga Koordinator Kelompok Dampingan Sebaya Kabupaten Kudus Eni Mardiyanti saat menjadi pembicara pada acara seminar HIV/AIDS yang diselenggarakan Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dalam rangka Hari AIDS Sedunia melalui zoom meeting di Kudus, Rabu.

Hadir sebagai pembicara lainnya, Anang Nurmoko yang juga bagian dari Tim Penanggulangan HIV-AIDS RS Mardi Rahayu Kudus.

Berdasarkan peraturan dari Kementerian Kesehatan, kata dia, sudah ada peta jalan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV mulai dari penapisan HIV, sifilis dan ibu hamil untuk ditingkatkan. Harapannya, pada 2022 tercapai tiga zero, mulai dari zero infeksi baru, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma dan diskriminasi.

Untuk mengetahui jumlah riil warga Kudus yang terpapar HIV/AIDS, katanya, perlu dilakukan penapisan secara massal serta dukungan masyarakat untuk berbicara jujur atas kondisinya demi menghindari kemungkinan anggota keluarganya ikut tertular.

"Kasus yang terjadi selama ini, banyaknya ibu rumah tangga yang tertular karena dari perilaku suaminya karena melakukan seks berisiko dan tidak setia terhadap pasangan nikah sehingga saat pulang menularkannya kepada ibu bahkan anak balita," ujarnya.

Kasus terbaru terdapat tiga balita yang terpapar HIV, satu di antaranya meninggal dunia, satu balita mengalami gizi buruk, dan satu dalam kondisi sehat.

Hal terpenting saat ini, upaya pemerintah untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran penyakit mematikan tersebut karena selama ini belum dilakukan sosialisasi dan edukasi secara masif kepada masyarakat.

Pembicara lainnya, Anang Nurmoko, menjelaskan bahwa cara menghindari penularan HIV, di antaranya abstinance, be faithful, condom, drug no, and education.

Baca juga: Januari-Oktober 2021, HIV/AIDS di Kudus capai 102 kasus

Abstinance yang dimaksudkan, yakni absen seks atau tidak melakukan hubungan seks bagi yang belum menikah, be faithful bersikap saling setia kepada satu nasabah seks atau tidak berganti-ganti pasangan, sedangkan upaya lainnya penggunaan kondom dalam melakukan hubungan seksual untuk mencegah penularan HIV.

"Untuk mencegah penularan HIV juga bisa dilakukan dengan menghindari penggunaan narkoba dan yang terakhir memberikan edukasi dan informasi yang benar mengenai HIV, cara penularan, pencegahan dan pengobatannya," ujarnya.