Grobogan (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat di daerah setempat yang memiliki anak agar tidak mengizinkan anaknya bermain di sungai saat musim hujan, agar kasus anak tenggelam di sungai tidak terulang.

"Kami sudah membuat video soal kewaspadaan saat musim hujan yang sudah dibagikan kepada masyarakat dengan harapan kasus anak tenggelam di sungai tidak muncul lagi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih di Grobogan, Sabtu.

Apalagi, kata dia, kondisi saat ini terkait dengan hidrometeorologi dan wilayah Kabupaten Grobogan yang dikelilingi sungai-sungai besar.

Dia mengatakan tidak ada yang bisa memprediksi ketika aliran air sungai bagian hilir cukup tenang, tiba-tiba di bagian hulu hujan deras sehingga arus air sungai pun bisa melonjak menjadi deras.

Untuk itulah, warga yang memiliki anak kecil tidak membiarkan anaknya bermain di wilayah aliran sungai karena membahayakan.

Kasus terbaru anak tenggelam dan hanyut di sungai pada Selasa (8/3), pukul 08.00 WIB dua anak saat bermain di saluran pembuangan yang mengalir ke Sungai Tuntang di Desa Kemiri, Kecamatan Gubug, Grobogan.

Pencarian kedua korban yang merupakan warga Desa Gari, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta datang ke Grobogan bersama orang tuanya untuk mengunjungi neneknya yang sedang sakit di Desa Kemiri.

Korban bermain dan berenang bersama teman-temannya yang berjumlah delapan orang di saluran pembuangan yang mengalir ke Sungai Tuntang. Kedua korban tenggelam dan terbawa arus hingga masuk Sungai Tuntang. Kedua korban ditemukan pada Jumat (11/3), antara pukul 10.00-10.30 WIB dalam kondisi meninggal.

Sebelumnya, juga ada dua korban tenggelam di Sungai Serang, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, saat mencari ikan pada Minggu (6/3). Keduanya juga ditemukan dalam kondisi meninggal karena awal mencari ikan arusnya tenang, tiba-tiba arus berubah menjadi deras.