Bonus demografi bakal sirna bila tak benahi sektor pendidikan
Senin, 28 Maret 2022 15:04 WIB
Puluhan siswa saat mengikuti sosialisasi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA Pradita Dirgantara Tahun Ajaran 2022/2023 Lanud Adi Soemarmo, di SMP Negeri 1 Boyolali, Selasa (4/1/2022). ANTARA/HO--Humas Pentak Lanud Adi Soemarmo
Semarang (ANTARA) - Peluang bonus demografi akan sirna bila bangsa ini tidak segera berbenah menghadapi berbagai perubahan yang terjadi oleh karena itu pekerjaan rumah di sektor pendidikan harus segera dituntaskan demi mewujudkan SDM tangguh dan berdaya saing di masa depan.
"Masalah yang dihadapi sektor pendidikan kita sangat kompleks, sehingga perlu sejumlah langkah strategis agar mampu menghadapi berbagai perubahan dengan memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin (28/3).
Saat ini Indonesia sedang dalam proses menjemput peluang bonus demografi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, dengan persentase usia produktif (15-64 tahun) mencapai angka 70,72% merupakan aset yang sangat berharga dalam konteks pembangunan.
Pada tahun 2050, menurut perkiraan salah satu lembaga auditor dunia pada 2017 lalu, PDB Indonesia akan mencapai US$10,5 triliun dan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.
Menurut Lestari, semua peluang tersebut hanya bisa dicapai jika Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing. Peran sektor pendidikan, tambahnya, sangat penting untuk mempersiapkan hal itu.
Namun, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, saat ini sektor pendidikan nasional memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang mampu melahirkan SDM yang tangguh dan berdaya saing.
Pekerjaan rumah yang sedang berjalan itu, ujar Rerie, antara lain revisi UU Sisdiknas, upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar, pola pembelajaran yang adaptif dan pembuatan kurikulum, serta sejumlah pengembangan infrastruktur pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi seluruh anak bangsa.
Deretan pekerjaan rumah yang sangat mendasar dalam proses pengembangan sistem pendidikan nasional itu, menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, harus segera dituntaskan lewat langkah-langkah yang efisien.
Menurut Rerie, yang juga anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kajian terhadap gap yang terjadi antara kebutuhan dan ketersediaan perangkat pendidikan yang ada untuk menghadapi perubahan yang terjadi saat ini, harus segera dilakukan.
Agar, tegasnya, upaya untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan anak bangsa yang berkarakter dan tangguh, bisa berjalan secara terukur.
Rerie sangat berharap penuntasan deretan pekerjaan rumah di sektor pendidikan tersebut mendapat perhatian serius dari para pemangku kepentingan, mengingat bangsa ini sangat memerlukan sistem pendidikan yang mumpuni untuk mewujudkan SDM yang berdaya saing dan mampu menjawab tantangan di masa depan.***
"Masalah yang dihadapi sektor pendidikan kita sangat kompleks, sehingga perlu sejumlah langkah strategis agar mampu menghadapi berbagai perubahan dengan memanfaatkan bonus demografi yang kita miliki," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulis yang diterima di Semarang, Senin (28/3).
Saat ini Indonesia sedang dalam proses menjemput peluang bonus demografi. Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, dengan persentase usia produktif (15-64 tahun) mencapai angka 70,72% merupakan aset yang sangat berharga dalam konteks pembangunan.
Pada tahun 2050, menurut perkiraan salah satu lembaga auditor dunia pada 2017 lalu, PDB Indonesia akan mencapai US$10,5 triliun dan menjadi salah satu negara ekonomi terbesar di dunia.
Menurut Lestari, semua peluang tersebut hanya bisa dicapai jika Indonesia memiliki sumber daya manusia yang berdaya saing. Peran sektor pendidikan, tambahnya, sangat penting untuk mempersiapkan hal itu.
Namun, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, saat ini sektor pendidikan nasional memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk mewujudkan sistem pendidikan yang mampu melahirkan SDM yang tangguh dan berdaya saing.
Pekerjaan rumah yang sedang berjalan itu, ujar Rerie, antara lain revisi UU Sisdiknas, upaya peningkatan kualitas tenaga pengajar, pola pembelajaran yang adaptif dan pembuatan kurikulum, serta sejumlah pengembangan infrastruktur pendidikan untuk memperluas kesempatan belajar bagi seluruh anak bangsa.
Deretan pekerjaan rumah yang sangat mendasar dalam proses pengembangan sistem pendidikan nasional itu, menurut Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, harus segera dituntaskan lewat langkah-langkah yang efisien.
Menurut Rerie, yang juga anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kajian terhadap gap yang terjadi antara kebutuhan dan ketersediaan perangkat pendidikan yang ada untuk menghadapi perubahan yang terjadi saat ini, harus segera dilakukan.
Agar, tegasnya, upaya untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional yang mampu melahirkan anak bangsa yang berkarakter dan tangguh, bisa berjalan secara terukur.
Rerie sangat berharap penuntasan deretan pekerjaan rumah di sektor pendidikan tersebut mendapat perhatian serius dari para pemangku kepentingan, mengingat bangsa ini sangat memerlukan sistem pendidikan yang mumpuni untuk mewujudkan SDM yang berdaya saing dan mampu menjawab tantangan di masa depan.***
Pewarta : Zaenal
Editor : Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Mendag: Target jadi negara maju berpacu dengan umur bonus demografi
15 December 2021 21:06 WIB, 2021
STIK Polri sambut bonus demografi untuk lahirkan personel berkualitas
19 November 2021 19:31 WIB, 2021
Antisipasi bonus demografi, dua SMK ini tingkatkan minat wirausaha pelajar
08 August 2021 2:10 WIB, 2021
Terpopuler - Pendidikan
Lihat Juga
Raih predikat "Unggul", UIN Walisongo bertekad wujudkan pendidikan bermutu
14 November 2024 14:15 WIB