Kudus (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat satu ekor sapi yang sebelumnya dinyatakan positif terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) mati, sedangkan sapi yang dicurigai terpapar juga bertambah.

"Jika sebelumnya ada delapan sapi yang positif PMK dan satu di antaranya mati, maka saat ini ada tambahan ternak yang dicurigai juga terpapar PMK," kata Kabid Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Agus Setiawan di Kudus, Sabtu.

Ia mengungkapkan sapi yang mati karena PMK, yakni dari Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kudus. Sedangkan sapi yang terjangkit PMK lainnya ada yang dari Desa Menawan dan Desa Ternadi.

Sapi yang terjangkit PMK, kata dia, juga rutin diawasi serta diberi vitamin serta sejumlah tindakan untuk memulihkan kesehatannya.


Untuk empat sapi yang dicurigai terpapar penyakit mulut dan kuku, berasal dari Desa Kambangan (Kecamatan Gebog) ada satu ekor dan Desa Ternadi (Kecamatan Dawe) ada tiga ekor.

Baca juga: Pemprov Jateng bantu pengobatan hewan terdeteksi PMK

"Saat ini kami masih menunggu hasil uji di laboratorium, apakah keempat sapi tersebut positif PMK atau tidak," ujarnya.

Antisipasi penularan terhadap ternak lainnya, maka ternak yang terpapar PMK maupun dicurigai diisolasi dari ternak yang sehat.

Dinas Pertanian dan Pangan Kudus juga melakukan penelusuran untuk mencegah penularan meluas, mengingat penyakit PMK juga tergolong baru dan belum semua masyarakat mengetahui informasi cara penularan dan upaya pencegahan.

Pengawasan di pintu masuk Kota Kudus juga diawasi, guna memastikan ternak yang masuk dari luar daerah dalam kondisi sehat dan bukan berasal dari daerah wabah PMK.

Baca juga: Stok daging di Jateng aman meski merebak PMK