Komisi IX DPR ingatkan pentingnya JKN sebagai proteksi kesehatan
Rabu, 15 Juni 2022 12:22 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadhifah pada sosialisasi dan edukasi Program JKN yang dihadiri perwakilan warga NU se-Jawa Tengah, di Balaikota Semarang, Jumat (10/6/2022). ANTARA/HO-BPJS Kesehatan
Semarang (ANTARA) - BPJS Kesehatan Cabang Semarang bersama anggota Komisi IX DPR RI Nur Nadhifah mengadakan kegiatan sosialisasi dan edukasi Program JKN yang dihadiri perwakilan warga NU se-Jawa Tengah, di Balaikota Semarang, Jumat (10/6/2022).
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) terhadap pentingnya kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Nur Nadhifah kembali mengingatkan peran muslimat NU dalam bidang sosial, ekonomi, hingga kesehatan dan menurutnya dalam program JKN, iuran yang dibayarkan diniatkan sebagai bagian dari tolong menolong bagi saudara-saudara yang jatuh sakit. Harapannya jika ada salah satu keluarga yang sakit, maka seluruh masyarakat Indonesia yang akan menolong.
"Sakit itu menjadi bagian dari sunatullah, Allah SWT tidak memberi tahu kapan sakit ini datang dan kapan kita harus menjadi peserta JKN aktif, karenanya proteksi jaminan kesehatan ini menjadi sangat penting," katanya.
Dia menjelaskan Program JKN sangat penting sebagai proteksi jaminan kesehatan. Sakit datang tidak mengenal umur, status sosial, jenis kelamin, atau apapun, sehingga dengan mempunyai proteksi jaminan kesehatan maka ketika sakit datang, tidak akan merasa khawatir.
"Biaya sakit saat ini sangat mahal, bisa dikatakan orang bisa jatuh miskin jika sakit. Dengan kita punya proteksi JKN, mana kala sakit tentunya tidak akan membebani finansial keluarga yang lain," tambahnya.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan harapkan kejelasan kriteria kelas rawat inap standar
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar mengatakan suksesnya Program JKN tidak terlepas dari dukungan pemerintah sebagai stakeholder, berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah, faslilitas kesehatan, juga peserta JKN yang rutin membayarkan iurannya tepat waktu.
"Selain memberikan perlindungan, dengan menjadi peserta JKN, setiap peserta yang sehat akan bergotong royong membantu peserta yang sakit. Apabila taat membayar iuran tepat waktu dan menjaga kesehatan, maka dalam diri tiap-tiap orang tertanam rasa kepedulian terhadap sesama terutama yang mendapat musibah berupa sakit," kata Andi.
Baca juga: Nilai tunggakan iuran peserta BPJS Kesehatan Cabang Magelang Rp6 miliar
Sementara itu Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah, Ismawati Hafidz dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kepesertaan JKN ini bagi warga muslimat NU. Selain diperlukan dalam berbagai pelayanan publik, yang tak kalah pentingnya keterlibatan seluruh warga mulimat NU memberikan sumbangsih yang sangat besar sehingga kartu ini bisa dimanfaatkan oleh khalayak lain.
"Siapa saja berhak menjadi peserta JKN, bahkan proteksi yang diberikan seumur hidup. JKN ini berbeda dengan konsep asuransi yang memerlukan skrining. Jika didapati memiliki sakit tentu saja berbeda preminya dan lebih mahal. Sedangkan JKN ini tidak memandang kondisi medis sebelumnya, artinya JKN ini menjamin pelayanan kesehatan tanpa batasan penyakit," katanya.
Besar harapan Ismawati, perwakilan yang hadir dapat meneruskan ke seluruh warga muslimat NU di tingkat cabang pentingnya kepesertaan JKN serta informasi lain yang diinformasikan dari BPJS Kesehatan, sehingga kesejahteraan dan kesehatan masyarakat segera terwujud menjadi masyarakat Indonesia yang sehat.
Baca juga: Peserta JKN-KIS wajib skrining riwayat kesehatan
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU) terhadap pentingnya kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Nur Nadhifah kembali mengingatkan peran muslimat NU dalam bidang sosial, ekonomi, hingga kesehatan dan menurutnya dalam program JKN, iuran yang dibayarkan diniatkan sebagai bagian dari tolong menolong bagi saudara-saudara yang jatuh sakit. Harapannya jika ada salah satu keluarga yang sakit, maka seluruh masyarakat Indonesia yang akan menolong.
"Sakit itu menjadi bagian dari sunatullah, Allah SWT tidak memberi tahu kapan sakit ini datang dan kapan kita harus menjadi peserta JKN aktif, karenanya proteksi jaminan kesehatan ini menjadi sangat penting," katanya.
Dia menjelaskan Program JKN sangat penting sebagai proteksi jaminan kesehatan. Sakit datang tidak mengenal umur, status sosial, jenis kelamin, atau apapun, sehingga dengan mempunyai proteksi jaminan kesehatan maka ketika sakit datang, tidak akan merasa khawatir.
"Biaya sakit saat ini sangat mahal, bisa dikatakan orang bisa jatuh miskin jika sakit. Dengan kita punya proteksi JKN, mana kala sakit tentunya tidak akan membebani finansial keluarga yang lain," tambahnya.
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan harapkan kejelasan kriteria kelas rawat inap standar
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Semarang Andi Ashar mengatakan suksesnya Program JKN tidak terlepas dari dukungan pemerintah sebagai stakeholder, berbagai organisasi pemerintah dan non-pemerintah, faslilitas kesehatan, juga peserta JKN yang rutin membayarkan iurannya tepat waktu.
"Selain memberikan perlindungan, dengan menjadi peserta JKN, setiap peserta yang sehat akan bergotong royong membantu peserta yang sakit. Apabila taat membayar iuran tepat waktu dan menjaga kesehatan, maka dalam diri tiap-tiap orang tertanam rasa kepedulian terhadap sesama terutama yang mendapat musibah berupa sakit," kata Andi.
Baca juga: Nilai tunggakan iuran peserta BPJS Kesehatan Cabang Magelang Rp6 miliar
Sementara itu Ketua Pimpinan Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah, Ismawati Hafidz dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kepesertaan JKN ini bagi warga muslimat NU. Selain diperlukan dalam berbagai pelayanan publik, yang tak kalah pentingnya keterlibatan seluruh warga mulimat NU memberikan sumbangsih yang sangat besar sehingga kartu ini bisa dimanfaatkan oleh khalayak lain.
"Siapa saja berhak menjadi peserta JKN, bahkan proteksi yang diberikan seumur hidup. JKN ini berbeda dengan konsep asuransi yang memerlukan skrining. Jika didapati memiliki sakit tentu saja berbeda preminya dan lebih mahal. Sedangkan JKN ini tidak memandang kondisi medis sebelumnya, artinya JKN ini menjamin pelayanan kesehatan tanpa batasan penyakit," katanya.
Besar harapan Ismawati, perwakilan yang hadir dapat meneruskan ke seluruh warga muslimat NU di tingkat cabang pentingnya kepesertaan JKN serta informasi lain yang diinformasikan dari BPJS Kesehatan, sehingga kesejahteraan dan kesehatan masyarakat segera terwujud menjadi masyarakat Indonesia yang sehat.
Baca juga: Peserta JKN-KIS wajib skrining riwayat kesehatan
Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024