Kesenian dari Kanada-Jepang tampil di Festival Lima Gunung
Sabtu, 10 September 2022 6:21 WIB
Sejumlah remaja menari soreng di Studio Mendut untuk persiapan tampil pada Festival Lima Gunung XXI di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jumat (9/9/2022). ANTARA/Heru Suyitno
Magelang (ANTARA) - Kesenian dari Kanada dan Jepang bakal tampil pada Festival Lima Gunung (FLG) XXI di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kata koordinator FLG Endah Pertiwi.
Endah di Magelang, Jumat, mengatakan FLG XXI berlangsung pada 30 September hingga 2 Oktober 2022 di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Ia menyampaikan untuk sementara panitia sudah menerima 49 pengisi acara, itu belum termasuk 15 pengisi acara yang masuk dalam daftar tunggu.
"Sudah kami total sekitar 645 orang pengisi acara, pendaftaran mungkin akan kami tutup pada 14 September 2022 karena data harus saya sampaikan ke tuan rumah untuk persiapan penyediaan tempat transit dan lain-lain," katanya.
Menurut dia, FLG tahun ini tidak menerima sponsor apa pun, tetap sesuai dengan Sumpah Tanah 2009, yaitu tetap tidak menerima sponsor dari mana pun.
Ia menuturkan bagi pengisi acara yang mau datang ke FLG, silakan dengan transportasi sendiri atau silakan mencari sponsor sendiri.
"Kami akan menyediakan tempat transit, kalau mau bermalam juga boleh, kami akan menyediakan konsumsi seadanya," katanya.
Baca juga: Festival Lima Gunung vaksinasi kultural hadapi pandemi
Pimpinan panitia FLG XXI yang juga warga Mantran Wetan, Giyanto, menyampaikan bahwa warga Mantran Wetan siap menyambut dan melaksanakan FLG XXI.
Ia menyebutkan untuk tempat transit bagi pengisi acara disiapkan 15 rumah, kemudian untuk tamu yang menginap untuk sementara disiapkan lima rumah.
Tokoh Komunitas Lima Gunung Sitras Anjelin menuturkan tema FLG XXI adalah "Wahyu Rumagang".
Ia menjelaskan Wahyu Rumagang artinya adalah anak-anak muda yang punya inisiatif sendiri akan menjadi pelaksana atau mengerjakan FLG. Festival itu biasanya dikerjakan oleh para senior komunitas.
"Wahyu bukan diartikan sesuatu energi yang datang dari langit, tetapi itu nasib atau kodrat. Sehingga sudah waktunya anak-anak muda untuk 'rumagang' melaksanakan FLG," katanya.
Menurut dia, ternyata Komunitas Lima Gunung ada generasinya.
"Jadi orang-orang tua punya harapan bahwa Lima Gunung tidak akan berhenti, ternyata generasinya ada yang peduli dan mencintai kebudayaan itu sehingga mereka sanggup dengan rela dengan tulus ikhlas untuk menjadi pelaksana FLG," katanya.
Baca juga: Festival Lima Gunung mengunduh "Wahyu Rumagang" di Kali Wangsit
Baca juga: "Kidung Anjampiani" merawat ingatan waras
Baca juga: Komunitas Lima Gunung luncurkan konten "Terminal Mendut"
Endah di Magelang, Jumat, mengatakan FLG XXI berlangsung pada 30 September hingga 2 Oktober 2022 di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang.
Ia menyampaikan untuk sementara panitia sudah menerima 49 pengisi acara, itu belum termasuk 15 pengisi acara yang masuk dalam daftar tunggu.
"Sudah kami total sekitar 645 orang pengisi acara, pendaftaran mungkin akan kami tutup pada 14 September 2022 karena data harus saya sampaikan ke tuan rumah untuk persiapan penyediaan tempat transit dan lain-lain," katanya.
Menurut dia, FLG tahun ini tidak menerima sponsor apa pun, tetap sesuai dengan Sumpah Tanah 2009, yaitu tetap tidak menerima sponsor dari mana pun.
Ia menuturkan bagi pengisi acara yang mau datang ke FLG, silakan dengan transportasi sendiri atau silakan mencari sponsor sendiri.
"Kami akan menyediakan tempat transit, kalau mau bermalam juga boleh, kami akan menyediakan konsumsi seadanya," katanya.
Baca juga: Festival Lima Gunung vaksinasi kultural hadapi pandemi
Pimpinan panitia FLG XXI yang juga warga Mantran Wetan, Giyanto, menyampaikan bahwa warga Mantran Wetan siap menyambut dan melaksanakan FLG XXI.
Ia menyebutkan untuk tempat transit bagi pengisi acara disiapkan 15 rumah, kemudian untuk tamu yang menginap untuk sementara disiapkan lima rumah.
Tokoh Komunitas Lima Gunung Sitras Anjelin menuturkan tema FLG XXI adalah "Wahyu Rumagang".
Ia menjelaskan Wahyu Rumagang artinya adalah anak-anak muda yang punya inisiatif sendiri akan menjadi pelaksana atau mengerjakan FLG. Festival itu biasanya dikerjakan oleh para senior komunitas.
"Wahyu bukan diartikan sesuatu energi yang datang dari langit, tetapi itu nasib atau kodrat. Sehingga sudah waktunya anak-anak muda untuk 'rumagang' melaksanakan FLG," katanya.
Menurut dia, ternyata Komunitas Lima Gunung ada generasinya.
"Jadi orang-orang tua punya harapan bahwa Lima Gunung tidak akan berhenti, ternyata generasinya ada yang peduli dan mencintai kebudayaan itu sehingga mereka sanggup dengan rela dengan tulus ikhlas untuk menjadi pelaksana FLG," katanya.
Baca juga: Festival Lima Gunung mengunduh "Wahyu Rumagang" di Kali Wangsit
Baca juga: "Kidung Anjampiani" merawat ingatan waras
Baca juga: Komunitas Lima Gunung luncurkan konten "Terminal Mendut"
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024