Pemkab Batang lakukan komunikasi dan edukasi untuk cegah bencana
Jumat, 14 Oktober 2022 16:46 WIB
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Ulul Azmi (kiri) bersama Camat Warungasem Darsono. (ANTARA/Kutnadi)
Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, melakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) ke relawan serta masyarakat desa dalam upaya pengurangan risiko bencana seiring dengan musim hujan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi di Batang, Jumat, mengatakan bahwa dengan memasuki musim hujan ini pihaknya sudah melakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi di 10 kecamatan dan akan dilanjutkan ke 5 kecamatan lainnya.
"Tujuan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi ini adalah kami meminta kepala desa dan warga tetap siaga bencana. Begitu memasuki musim hujan, kita lakukan langkah antisipasi bencana," katanya.
Adapun 10 kecamatan tersebut yaitu Gringsing, Banyuputih, Subah, Warungasem, Pecalungan, Bandar, Wonotunggal, Tulis, Reban, dan Batang.
Baca juga: Cegah bencana, warga Kudus tanam 1.000 pohon produktif di Pegunungan Muria
Meski kasus bencana di wilayah Kabupaten Batang belum sampai menimbulkan korban jiwa, pihaknya minta pada warga tetap siaga bencana.
"Bencana alam itu memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Akan tetapi kesiapsiagaan bencana harus tetap ditingkatkan karena kini sudah memasuki musim hujan," katanya.
Dia yang didampingi Camat Warungasem Darsono mengatakan wilayah Kabupaten Batang memiliki beberapa wilayah rawan tanah longsor, banjir, dan puting beliung.
Bancana longsor, kata dia, berada di wilayah atas seperti Wonotunggal, Bandar, Reban, Blado, Tersono, Limpung, dan Bawang, untuk rawan banjir dan puting beliung, seperti di Kecamatan Batang, Warungasem, dan Kandeman.
"Kami mengimbau warga yang berada di wilayah atas agar mengidentifikasi lokasi rawan longsor. Apabila ditemukan retakan tanah, kami minta mereka menutup retakan itu dengan tanah liat," katanya.
Ulul Azmi menambahkan pemkab telah mengalokasikan dana tak terduga sebesar Rp10 miliar untuk penanganan bencana.
Baca juga: Ganjar ajak masyarakat tanami lahan kritis cegah bencana
Baca juga: Pengamat: Penerapan normal baru cegah bencana selanjutnya
Baca juga: Akademisi: Cegah bencana dengan jaga keseimbangan alam
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Batang Ulul Azmi di Batang, Jumat, mengatakan bahwa dengan memasuki musim hujan ini pihaknya sudah melakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi di 10 kecamatan dan akan dilanjutkan ke 5 kecamatan lainnya.
"Tujuan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi ini adalah kami meminta kepala desa dan warga tetap siaga bencana. Begitu memasuki musim hujan, kita lakukan langkah antisipasi bencana," katanya.
Adapun 10 kecamatan tersebut yaitu Gringsing, Banyuputih, Subah, Warungasem, Pecalungan, Bandar, Wonotunggal, Tulis, Reban, dan Batang.
Baca juga: Cegah bencana, warga Kudus tanam 1.000 pohon produktif di Pegunungan Muria
Meski kasus bencana di wilayah Kabupaten Batang belum sampai menimbulkan korban jiwa, pihaknya minta pada warga tetap siaga bencana.
"Bencana alam itu memang tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Akan tetapi kesiapsiagaan bencana harus tetap ditingkatkan karena kini sudah memasuki musim hujan," katanya.
Dia yang didampingi Camat Warungasem Darsono mengatakan wilayah Kabupaten Batang memiliki beberapa wilayah rawan tanah longsor, banjir, dan puting beliung.
Bancana longsor, kata dia, berada di wilayah atas seperti Wonotunggal, Bandar, Reban, Blado, Tersono, Limpung, dan Bawang, untuk rawan banjir dan puting beliung, seperti di Kecamatan Batang, Warungasem, dan Kandeman.
"Kami mengimbau warga yang berada di wilayah atas agar mengidentifikasi lokasi rawan longsor. Apabila ditemukan retakan tanah, kami minta mereka menutup retakan itu dengan tanah liat," katanya.
Ulul Azmi menambahkan pemkab telah mengalokasikan dana tak terduga sebesar Rp10 miliar untuk penanganan bencana.
Baca juga: Ganjar ajak masyarakat tanami lahan kritis cegah bencana
Baca juga: Pengamat: Penerapan normal baru cegah bencana selanjutnya
Baca juga: Akademisi: Cegah bencana dengan jaga keseimbangan alam
Pewarta : Kutnadi
Editor : M Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025