Menko PMK: Warga Perumahan Dinar Indah tak perlu relokasi
Selasa, 31 Januari 2023 14:48 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy bercengkerama dengan siswa PAUD Aisyiyah, Meteseh, Semarang, Selasa (31/1/2023). Kehadiran Muhadjir dalam rangka kunjungan kerja meninjau Perumahan Dinar Indah Semarang yang menjadi langganan banjir bandang. (ANTARA/Zuhdiar Laeis)
Semarang (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy menyampaikan bahwa warga Perumahan Dinar Indah Semarang yang terdampak banjir bandang musiman tidak perlu direlokasi.
"Enggak perlu relokasi ya saya rasa. Masih aman kok, banjirnya juga tidak terus, musiman," kata Muhadjir saat meninjau Perumahan Dinar Indah di Semarang, Selasa.
Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang pada awal Januari lalu akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol yang bersebelahan dengan pemukiman warga, dan tercatat satu korban meninggal dunia.
Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu mencapai atap rumah warga.
Namun, Muhadjir berjanji akan segera mencari solusi bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar perumahan yang dihuni puluhan kepala keluarga (KK) itu tak lagi diterjang banjir bandang.
Apalagi, kata dia, saat ini bersamaan dengan bencana hidrometeorologi yang memungkinkan semakin tingginya peluang terjadinya bencana banjir, diperparah dengan pendangkalan sungai yang membahayakan perumahan itu.
Langkah pertama dengan penebalan konstruksi tanggul Sungai Pengkol dan kedua kemungkinan mengubah pola aliran sungai menjadi lurus, sehingga jika mendapatkan limpahan air dari daerah atas tidak melimpas ke permukiman tersebut.
Sementara warga perumahan tersebut menginginkan relokasi, karena khawatir banjir bandang kembali menerjang, seperti yang diutarakan Paulin Fallo yang juga Ketua RT 06 di Perumahan Dinar Indah.
"Keinginan kami tetap direlokasi, karena tiap tahun kena banjir, bisa 3-4 kali dalam setahun. Kemarin saat banjir, ibu wali kota berkunjung langsung menyampaikan warga akan direlokasi," katanya.
Warga, kata Paulin, yang menghuni perumahan sejak 2013, sudah tidak bisa menghubungi pengembang untuk meminta pertanggungjawaban, karena ternyata perumahan itu dibangun di daerah cekungan.
"Pengembang sudah kabur. Ya, kami maunya direlokasi saja seperti kemarin ibu wali kota pernah sampaikan. Kemananya (tempat relokasi), kami manut pemerintah," kata Paulin.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat masih pelaksana tugas (Plt) meminta warga yang tinggal di Perumahan Dinar Indah harus segera direlokasi, karena pemukiman tersebut rawan banjir.
"Kalau masalah Dinar Indah ini kan sudah jadi problem bertahun-tahun, mulai 2019, 2021 dan 2023, ini kan yang paling besar kerugiannya. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka warga harus pindah," katanya.
Baca juga: Pemerintah berkoordinasi untuk mengatasi banjir di Semarang
Baca juga: Ganjar minta Pemkot Semarang perbarui konstruksi tanggul Sungai Babon - Sungai Pengkol
"Enggak perlu relokasi ya saya rasa. Masih aman kok, banjirnya juga tidak terus, musiman," kata Muhadjir saat meninjau Perumahan Dinar Indah di Semarang, Selasa.
Perumahan Dinar Indah Semarang diterjang banjir bandang pada awal Januari lalu akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol yang bersebelahan dengan pemukiman warga, dan tercatat satu korban meninggal dunia.
Banjir bandang itu merupakan yang terparah, dan kesekian kalinya menerjang perumahan tersebut. Ketinggian air saat banjir bandang pada awal Januari lalu mencapai atap rumah warga.
Namun, Muhadjir berjanji akan segera mencari solusi bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar perumahan yang dihuni puluhan kepala keluarga (KK) itu tak lagi diterjang banjir bandang.
Apalagi, kata dia, saat ini bersamaan dengan bencana hidrometeorologi yang memungkinkan semakin tingginya peluang terjadinya bencana banjir, diperparah dengan pendangkalan sungai yang membahayakan perumahan itu.
Langkah pertama dengan penebalan konstruksi tanggul Sungai Pengkol dan kedua kemungkinan mengubah pola aliran sungai menjadi lurus, sehingga jika mendapatkan limpahan air dari daerah atas tidak melimpas ke permukiman tersebut.
Sementara warga perumahan tersebut menginginkan relokasi, karena khawatir banjir bandang kembali menerjang, seperti yang diutarakan Paulin Fallo yang juga Ketua RT 06 di Perumahan Dinar Indah.
"Keinginan kami tetap direlokasi, karena tiap tahun kena banjir, bisa 3-4 kali dalam setahun. Kemarin saat banjir, ibu wali kota berkunjung langsung menyampaikan warga akan direlokasi," katanya.
Warga, kata Paulin, yang menghuni perumahan sejak 2013, sudah tidak bisa menghubungi pengembang untuk meminta pertanggungjawaban, karena ternyata perumahan itu dibangun di daerah cekungan.
"Pengembang sudah kabur. Ya, kami maunya direlokasi saja seperti kemarin ibu wali kota pernah sampaikan. Kemananya (tempat relokasi), kami manut pemerintah," kata Paulin.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat masih pelaksana tugas (Plt) meminta warga yang tinggal di Perumahan Dinar Indah harus segera direlokasi, karena pemukiman tersebut rawan banjir.
"Kalau masalah Dinar Indah ini kan sudah jadi problem bertahun-tahun, mulai 2019, 2021 dan 2023, ini kan yang paling besar kerugiannya. Jadi, mau tidak mau, suka tidak suka warga harus pindah," katanya.
Baca juga: Pemerintah berkoordinasi untuk mengatasi banjir di Semarang
Baca juga: Ganjar minta Pemkot Semarang perbarui konstruksi tanggul Sungai Babon - Sungai Pengkol
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024