Napiter Lapas Slawi jalani ikrar setia NKRI
Kamis, 9 Februari 2023 17:02 WIB
Salah satu narapidana teroris (Napiter) menjalani ikrar setia NKRI bertempat di Aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi (Lapas Slawi), pada Rabu (8/2/2023). ANTARA/HO-Kemenkumham
Semarang (ANTARA) - Salah satu narapidana teroris (Napiter) menjalani ikrar setia NKRI bertempat di Aula Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Slawi (Lapas Slawi), pada Rabu (8/2/2023).
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Lapas Slawi Winarso, Amd, Direktorat Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), perwakilan Densus 88, perwakilan Kemenag Kabupaten Tegal, serta undangan lainnya.
Disampaikan oleh Winarso, bahwa pihaknya menggelar acara pengucapan ikrar setia NKRI salah satu warga binaan yang telah mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan sudah bertaubat.
“Kami berharap dengan pengucapan sumpah atau ikrar setia NKRI, maka nanti ketika kembali ke masyarakat bisa menjadi pengalaman yang tidak boleh diulangi serta menjadi pembelajaran bagi masyarakat,” kata Winarso.
Baca juga: Kholis, mantan napiter ajak rekan-rekannya setia kepada NKRI
Menurut Kalapas Slawi, setia kepada NKRI merupakan langkah dari proses pengajuan integrasi bagi Napiter, karena syarat utamanya yaitu deradikalisasi yang dibuktikan dengan adanya sertifikat.
“Hal itu dibuktikan dengan adanya sertifikat dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang menyatakan bahwa napi tersebut telah setia kepada NKRI,” jelasnya.
Sementara perwakilan dari BNPT Rani menambahkan sebelum dilaksanakan ikrar setia NKRI, pihaknya telah melakukan Program Deradikalisasi tahapan identifikasi.
“Selanjutnya nanti akan segera kita agendakan untuk masuk ke tahapan rehabilitasi, dimana pada tahap rehabilitasi Napiter akan difasilitasi untuk berdiskusi dengan narasumber bidang keagamaan, wawasan kebangsaan maupun psikologi,” kata Rani.
Baca juga: Mantan napi terorisme dapat bantuan kendaraan operasional dari Pemkot Surakarta
Lebih lanjut Rani menjelaskan dalam tahap rehabilitasi akan ada pembinaan untuk memberikan narasi yang lebih moderat sebagai bekal bagi Napiter setelah bebas.
“Ini dilakukan supaya ada penguatan sebagai bekal nanti setelah bebas dari Lapas, sehingga tidak lagi terpengaruh dengan ajakan kelompok-kelompok radikal,” katanya.
Sedangkan Napiter yang ikrar setia NKRI, DK menyampaikan rasa syukurnya karena bisa bertaubat dan menyesali perbuatannya serta ke depan berjanji akan mempelajari agama dengan benar.
“Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah, saya bisa kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ini suatu pelajaran dan cambukan bagi saya supaya bisa lebih baik lagi dalam bergaul dalam memahami agama,” katanya.
DK yang merupakan warga Bandung Selatan mengungkapkan, dirinya terlibat dalam jaringan teroris sejak tahun 2019 dan bertindak sebagai eksekutor, namun belum pernah melakukan aksinya.
Dalam acara ikrar setia NKRI, dilaksanakan pula penandatanganan ikrar, pengucapan Pancasila serta penciuman bendera Merah Putih.
Baca juga: Jateng dukung Densus dampingi eks-napiter internalisasi Pancasila
Hadir dalam kesempatan itu, Kepala Lapas Slawi Winarso, Amd, Direktorat Pemasyarakatan Kemenkum HAM, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), perwakilan Densus 88, perwakilan Kemenag Kabupaten Tegal, serta undangan lainnya.
Disampaikan oleh Winarso, bahwa pihaknya menggelar acara pengucapan ikrar setia NKRI salah satu warga binaan yang telah mengakui kesalahan dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan sudah bertaubat.
“Kami berharap dengan pengucapan sumpah atau ikrar setia NKRI, maka nanti ketika kembali ke masyarakat bisa menjadi pengalaman yang tidak boleh diulangi serta menjadi pembelajaran bagi masyarakat,” kata Winarso.
Baca juga: Kholis, mantan napiter ajak rekan-rekannya setia kepada NKRI
Menurut Kalapas Slawi, setia kepada NKRI merupakan langkah dari proses pengajuan integrasi bagi Napiter, karena syarat utamanya yaitu deradikalisasi yang dibuktikan dengan adanya sertifikat.
“Hal itu dibuktikan dengan adanya sertifikat dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme yang menyatakan bahwa napi tersebut telah setia kepada NKRI,” jelasnya.
Sementara perwakilan dari BNPT Rani menambahkan sebelum dilaksanakan ikrar setia NKRI, pihaknya telah melakukan Program Deradikalisasi tahapan identifikasi.
“Selanjutnya nanti akan segera kita agendakan untuk masuk ke tahapan rehabilitasi, dimana pada tahap rehabilitasi Napiter akan difasilitasi untuk berdiskusi dengan narasumber bidang keagamaan, wawasan kebangsaan maupun psikologi,” kata Rani.
Baca juga: Mantan napi terorisme dapat bantuan kendaraan operasional dari Pemkot Surakarta
Lebih lanjut Rani menjelaskan dalam tahap rehabilitasi akan ada pembinaan untuk memberikan narasi yang lebih moderat sebagai bekal bagi Napiter setelah bebas.
“Ini dilakukan supaya ada penguatan sebagai bekal nanti setelah bebas dari Lapas, sehingga tidak lagi terpengaruh dengan ajakan kelompok-kelompok radikal,” katanya.
Sedangkan Napiter yang ikrar setia NKRI, DK menyampaikan rasa syukurnya karena bisa bertaubat dan menyesali perbuatannya serta ke depan berjanji akan mempelajari agama dengan benar.
“Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah, saya bisa kembali kepangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan ini suatu pelajaran dan cambukan bagi saya supaya bisa lebih baik lagi dalam bergaul dalam memahami agama,” katanya.
DK yang merupakan warga Bandung Selatan mengungkapkan, dirinya terlibat dalam jaringan teroris sejak tahun 2019 dan bertindak sebagai eksekutor, namun belum pernah melakukan aksinya.
Dalam acara ikrar setia NKRI, dilaksanakan pula penandatanganan ikrar, pengucapan Pancasila serta penciuman bendera Merah Putih.
Baca juga: Jateng dukung Densus dampingi eks-napiter internalisasi Pancasila
Pewarta : KSM
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Terpopuler - Hukum dan Kriminal
Lihat Juga
Kemenkum Jateng dorong optimalisasi Pergub JDIH dan layanan hukum elektronik
08 January 2025 19:55 WIB