Inovasi, Kunci sukses bisnis Pertashop
Kamis, 16 Februari 2023 20:15 WIB
Inovasi menjadi kunci sukses bisnis Pertashop. Nampak sejumlah kendaraan antri mengisi BBM di Pertashop Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. ANTARA/Ist
Semarang (ANTARA) - Inovasi dan jeli melihat peluang pasar menjadi salah satu kunci sukses dalam menjalankan bisnis, termasuk pada bisnis penjualan bahan bakar minyak (BBM) seperti Pertashop yang dijalankan Jhonson (49).
Salah satu pemilik Pertashop yang ada di Jalan Jambon Raya Nomor 16, Kricak, Tegalrejo, Kota Jogjakarta tersebut memberikan variasi produk dan tidak hanya mengandalkan penjualan BBM, juga masih terus berusaha mencari celah untuk mendapatkan penghasilan lain di dalam satu area Pertashop
"Selain BBM, kami juga ada pengisian Nitrogen serta tambal ban untuk melengkapi bisnis Pertashop ini, dan sebentar lagi sedang kami siapkan tempat untuk bisnis laundry coin dan minimarket untuk menambah pelayanan," kata Jhonson yang telah membuka bisnis Pertashop sejak tahun 2021.
Pada awal membuka bisnis Pertashop, ia bermodal Rp1 miliar dan keuntungan yang telah diraup berhasil menjual Pertamax 2.500 hingga 3.000 liter per hari dengan keuntungan Rp850 per liter.
"Sejak ada kenaikan harga BBM memang ada penurunan penjualan jadi 1.500 hingga 2.000 liter per hari. Tapi ini wajar karena memang harga minyak dunia yang makin mahal dan kuncinya untuk bisa bertahan ya melalui inovasi," kata Jhonson.
Menurut Jhonson, bisnis Pertashop tidak harus selalu soal BBM. Setidaknya, masyarakat datang ke Pertashop tidak hanya untuk membeli BBM, tapi bisa memiliki pilihan lain, seperti isi nitrogen, tambal ban, maupun cuci baju, serta belanja di minimarket.
"Jadi, Pertashop bisa menjadi alternatif 'one stop service' bagi masyarakat. Mereka datang bukan hanya dengan tujuan beli BBM, tapi ada tujuan lain. Sehingga itulah yang bisa menjadi masukan penghasilan dari sumber lainnya," katanya.
Jhonson menambahkan kunci sukses bisnis Pertashop juga tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat. Untuk itu, ia terus berusaha menjaga kepercayaan pelanggan melalui pelayanan yang ramah, serta memastikan ketepatan modular melalui tera ulang secara berkala.
"Kepercayaan dan kenyamanan pelanggan merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya. Untuk itu pula operator terus dilatih dengan standar pelayanan Pertamina, karena pelanggan kan berwarna-warni. Jadi bagaimana kita menjaga pelanggan tetap percaya itu yang penting," tegasnya.
Baca juga: Yuk beli BBM di Pertashopini, dapat hadiah menarik produk UKM
Hal senada dikatakan Aditya Ari Sudiwa (43), pemilik Pertashop di wilayah Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Ia yang mulai membuka bisnis Pertashop di tahun 2021 ini pun mengakui sempat terimbas kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
"Dulu awal buka Pertashop bisa jual sampai 2.000 liter per hari. Tapi sejak harga BBM naik sekarang penjualan antara 600-1.000 liter per hari saja," ujarnya.
Meski begitu, kondisi tersebut tak lantas membuatnya putus asa, karena penjualan tersebut masih sesuai dengan rencana bisnis awal, yakni 400 liter per hari. Untuk mendirikan Pertashop di lahan seluas 400 meter persegi, ia mengeluarkan modal hingga kurang lebih Rp1 miliar.
"Tadinya pengembalian modal diperkirakan bisa lebih cepat. Tapi sekarang masih sesuai dengan rencana awal sih, kalau penjualan 400 liter, kembalinya modal ya empat sampai lima tahun," katanya.
Aditya menambahkan sebagai langkah inovatif untuk melengkapi layanan Pertashop, ia pun kini telah bergabung sebagai agen BRILink. Dengan menjadi agen BRILink, pelanggan yang datang juga bisa memanfaatkan layanan tarik tunai, membayar listrik atau pembayaran tagihan, serta layanan perbankan lainnya.
"Sebenarnya ada banyak layanan yang ditawarkan sebagai inovasi untuk menambah layanan di Pertashop, baik itu dari Pertamina, dari pihak luar seperti PT Pos, juga ada dari Bulog. Ini sementara masih pakai BRILink," imbuhnya.
Aditya menjelaskan, selain berinovasi pada pelayanan tambahan, keramahan serta pelayanan operator juga menjadi kunci agar bisnis Pertashop bisa berkembang.
"Kadang-kadang ya... maaf, saya masih banyak lihat ada Pertashop yang tidak dijaga sama operatornya. Atau ada juga yang pakaian operatornya dan pelayanannya sembarangan. Jadi, ini mempengaruhi juga pada pelanggan yang datang," jelas Aditya.
Aditya menambahkan tetap harus ada upaya inovasi untuk menjaga bisnis Pertashop tetap diminati pelanggan. Pasalnya, jika hanya mengandalkan bantuan dari luar, maka bisnis tidak akan berkembang.
Baca juga: Demam Korea, Saranghae Bowl jadi bisnis sampingan Pertashop
Baca juga: Pertamina: Pertashop Planjan Cilacap jadi percontohan nasional
Salah satu pemilik Pertashop yang ada di Jalan Jambon Raya Nomor 16, Kricak, Tegalrejo, Kota Jogjakarta tersebut memberikan variasi produk dan tidak hanya mengandalkan penjualan BBM, juga masih terus berusaha mencari celah untuk mendapatkan penghasilan lain di dalam satu area Pertashop
"Selain BBM, kami juga ada pengisian Nitrogen serta tambal ban untuk melengkapi bisnis Pertashop ini, dan sebentar lagi sedang kami siapkan tempat untuk bisnis laundry coin dan minimarket untuk menambah pelayanan," kata Jhonson yang telah membuka bisnis Pertashop sejak tahun 2021.
Pada awal membuka bisnis Pertashop, ia bermodal Rp1 miliar dan keuntungan yang telah diraup berhasil menjual Pertamax 2.500 hingga 3.000 liter per hari dengan keuntungan Rp850 per liter.
"Sejak ada kenaikan harga BBM memang ada penurunan penjualan jadi 1.500 hingga 2.000 liter per hari. Tapi ini wajar karena memang harga minyak dunia yang makin mahal dan kuncinya untuk bisa bertahan ya melalui inovasi," kata Jhonson.
Menurut Jhonson, bisnis Pertashop tidak harus selalu soal BBM. Setidaknya, masyarakat datang ke Pertashop tidak hanya untuk membeli BBM, tapi bisa memiliki pilihan lain, seperti isi nitrogen, tambal ban, maupun cuci baju, serta belanja di minimarket.
"Jadi, Pertashop bisa menjadi alternatif 'one stop service' bagi masyarakat. Mereka datang bukan hanya dengan tujuan beli BBM, tapi ada tujuan lain. Sehingga itulah yang bisa menjadi masukan penghasilan dari sumber lainnya," katanya.
Jhonson menambahkan kunci sukses bisnis Pertashop juga tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat. Untuk itu, ia terus berusaha menjaga kepercayaan pelanggan melalui pelayanan yang ramah, serta memastikan ketepatan modular melalui tera ulang secara berkala.
"Kepercayaan dan kenyamanan pelanggan merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya. Untuk itu pula operator terus dilatih dengan standar pelayanan Pertamina, karena pelanggan kan berwarna-warni. Jadi bagaimana kita menjaga pelanggan tetap percaya itu yang penting," tegasnya.
Baca juga: Yuk beli BBM di Pertashopini, dapat hadiah menarik produk UKM
Hal senada dikatakan Aditya Ari Sudiwa (43), pemilik Pertashop di wilayah Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Ia yang mulai membuka bisnis Pertashop di tahun 2021 ini pun mengakui sempat terimbas kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
"Dulu awal buka Pertashop bisa jual sampai 2.000 liter per hari. Tapi sejak harga BBM naik sekarang penjualan antara 600-1.000 liter per hari saja," ujarnya.
Meski begitu, kondisi tersebut tak lantas membuatnya putus asa, karena penjualan tersebut masih sesuai dengan rencana bisnis awal, yakni 400 liter per hari. Untuk mendirikan Pertashop di lahan seluas 400 meter persegi, ia mengeluarkan modal hingga kurang lebih Rp1 miliar.
"Tadinya pengembalian modal diperkirakan bisa lebih cepat. Tapi sekarang masih sesuai dengan rencana awal sih, kalau penjualan 400 liter, kembalinya modal ya empat sampai lima tahun," katanya.
Aditya menambahkan sebagai langkah inovatif untuk melengkapi layanan Pertashop, ia pun kini telah bergabung sebagai agen BRILink. Dengan menjadi agen BRILink, pelanggan yang datang juga bisa memanfaatkan layanan tarik tunai, membayar listrik atau pembayaran tagihan, serta layanan perbankan lainnya.
"Sebenarnya ada banyak layanan yang ditawarkan sebagai inovasi untuk menambah layanan di Pertashop, baik itu dari Pertamina, dari pihak luar seperti PT Pos, juga ada dari Bulog. Ini sementara masih pakai BRILink," imbuhnya.
Aditya menjelaskan, selain berinovasi pada pelayanan tambahan, keramahan serta pelayanan operator juga menjadi kunci agar bisnis Pertashop bisa berkembang.
"Kadang-kadang ya... maaf, saya masih banyak lihat ada Pertashop yang tidak dijaga sama operatornya. Atau ada juga yang pakaian operatornya dan pelayanannya sembarangan. Jadi, ini mempengaruhi juga pada pelanggan yang datang," jelas Aditya.
Aditya menambahkan tetap harus ada upaya inovasi untuk menjaga bisnis Pertashop tetap diminati pelanggan. Pasalnya, jika hanya mengandalkan bantuan dari luar, maka bisnis tidak akan berkembang.
Baca juga: Demam Korea, Saranghae Bowl jadi bisnis sampingan Pertashop
Baca juga: Pertamina: Pertashop Planjan Cilacap jadi percontohan nasional
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Sumarwoto
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
PLN Icon Plus songsong masa depan melalui transformasi digital dan inovasi berkelanjutan
20 September 2024 13:10 WIB