UNS dan Sekolah Kopi Gemawang beri pelatihan petani Kebumen
Kamis, 3 Agustus 2023 8:37 WIB
Para petani kopi di Desa Kebakalan, Kabupaten Kebumen mengikuti pelatihan di Sekolah Kopi Gemawang Kabupaten Temanggung. ANTARA/HO - PSPPP UNS
Temanggung (ANTARA) - Pusat Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (PSPPP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bersama Sekolah Kopi Gemawang (SKG) Temanggung mengadakan pelatihan budi daya dan pascapanen kopi petani Desa Kebakalan, Kabupaten Kebumen.
Peneliti dari PSPPP UNS Danang Purwanto di Temanggung, Kamis, mengatakan pelatihan berlangsung di Sekolah Kopi Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Danang mengatakan pelatihan ini merupakan wujud kerja sama yang telah menjadi komitmen dalam perjanjian kerja sama tahun 2021 antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Kecamatan Gemawang, dan Sekolah Kopi Gemawang (SKG).
Ia menyampaikan kegiatan ini merupakan inisiasi dari PSPPP UNS Surakarta melalui program kemitraan masyarakat pada 2023.
Menurut dia kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas petani kopi dalam melakukan budi daya kopi.
Dalam pelatihan budi daya, petani diajarkan bagaimana cara menyambung batang, pemangkasan, dan petik merah.
Selain itu, dalam pelatihan pascapanen petani diajarkan untuk mensortasi biji kopi, pemecahan kulit menggunakan pulper hingga roasting.
Kepala Desa Kebakalan Wiwit mengatakan bahwa masyarakat telah melakukan budi daya kopi, namun hasilnya belum maksimal.
Ia menuturkan masyarakat Desa Kebakalan waktu itu menerima bantuan sebanyak 27 ribu bibit tanaman kopi dan ditanam di lahan seluas 30 hektare milik Perhutani.
Bantuan bibit tersebut diberikan kepada Lembaga Masyarakat Hutan Desa (LMDH) Kebakalan yang beranggotakan 70 orang. Namun, petani Kopi di Desa Kebakalan belum memiliki pengetahuan tentang budidaya kopi, sehingga produktivitas buah kopi yang dihasilkan sangat rendah.
"Dari 500 tanaman kopi hanya menghasilkan 20 kilogram buah kopi. Oleh karena ini, kami mengajukan pendampingan kepada UNS tahun lalu," katanya.
Peneliti UNS Widiyanto mengatakan bahwa Desa Kebakalan memiliki potensi alam yang bagus dan masyarakat sedang memulai untuk budi daya kopi. Namun, permasalahannya dari segi budi daya dan pengolahan kopi mereka belum memiliki pengalaman.
Ia menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir, PSPPP UNS telah melakukan kerja sama dengan Kecamatan Gemawang dan Sekolah Kopi Gemawang untuk mengembangkan kopi robusta di Gemawang.
"Melalui kegiatan ini saya harapkan dapat menambah pengetahuan bagi petani kopi di Desa Kebakalan dalam budi daya maupun pengolahan pascapanen," katanya.
Baca juga: Anggota DPR RI minta petani kopi Temanggung pertahankan petik merah
Peneliti dari PSPPP UNS Danang Purwanto di Temanggung, Kamis, mengatakan pelatihan berlangsung di Sekolah Kopi Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Danang mengatakan pelatihan ini merupakan wujud kerja sama yang telah menjadi komitmen dalam perjanjian kerja sama tahun 2021 antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS, Kecamatan Gemawang, dan Sekolah Kopi Gemawang (SKG).
Ia menyampaikan kegiatan ini merupakan inisiasi dari PSPPP UNS Surakarta melalui program kemitraan masyarakat pada 2023.
Menurut dia kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas petani kopi dalam melakukan budi daya kopi.
Dalam pelatihan budi daya, petani diajarkan bagaimana cara menyambung batang, pemangkasan, dan petik merah.
Selain itu, dalam pelatihan pascapanen petani diajarkan untuk mensortasi biji kopi, pemecahan kulit menggunakan pulper hingga roasting.
Kepala Desa Kebakalan Wiwit mengatakan bahwa masyarakat telah melakukan budi daya kopi, namun hasilnya belum maksimal.
Ia menuturkan masyarakat Desa Kebakalan waktu itu menerima bantuan sebanyak 27 ribu bibit tanaman kopi dan ditanam di lahan seluas 30 hektare milik Perhutani.
Bantuan bibit tersebut diberikan kepada Lembaga Masyarakat Hutan Desa (LMDH) Kebakalan yang beranggotakan 70 orang. Namun, petani Kopi di Desa Kebakalan belum memiliki pengetahuan tentang budidaya kopi, sehingga produktivitas buah kopi yang dihasilkan sangat rendah.
"Dari 500 tanaman kopi hanya menghasilkan 20 kilogram buah kopi. Oleh karena ini, kami mengajukan pendampingan kepada UNS tahun lalu," katanya.
Peneliti UNS Widiyanto mengatakan bahwa Desa Kebakalan memiliki potensi alam yang bagus dan masyarakat sedang memulai untuk budi daya kopi. Namun, permasalahannya dari segi budi daya dan pengolahan kopi mereka belum memiliki pengalaman.
Ia menyampaikan dalam beberapa tahun terakhir, PSPPP UNS telah melakukan kerja sama dengan Kecamatan Gemawang dan Sekolah Kopi Gemawang untuk mengembangkan kopi robusta di Gemawang.
"Melalui kegiatan ini saya harapkan dapat menambah pengetahuan bagi petani kopi di Desa Kebakalan dalam budi daya maupun pengolahan pascapanen," katanya.
Baca juga: Anggota DPR RI minta petani kopi Temanggung pertahankan petik merah
Pewarta : Heru Suyitno
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Kemenkumham Jateng dampingi pemeriksaan indikasi geografis Kopi Arabika Java Semarang
16 December 2024 7:30 WIB