Pemkot Pekalongan bentuk gerakan keluarga Gagah Bencana dan cegah stunting
Senin, 14 Agustus 2023 11:17 WIB
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Pekalongan Inggit Soraya (kanan) sedang memberikan edukasi gerakan keluarga Gagah Bencana pada kaum ibu di Pekalongan. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Pekalongan)
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, sebagai upaya memberikan kemandirian perempuan membentuk gerakan Keluarga Sehat Tanggap dan Tangguh Bencana (Gagah Bencana), serta pencegahan kasus stunting.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa gerakan in keluarga Gagah Bencana bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan sekaligus mengajak kaum ibu bisa mandiri dan tanggap bila terjadi bencana.
"Kaum perempuan ini biasanya lebih punya banyak waktu di rumah daripada para bapak. Jadi, mereka harus lebih berani, berhati-hati, cerdas, dan tanggap," katanya.
Menurut dia, memasuki musim kemarau berpotensi menimbulkan kerawanan kasus kebakaran sehingga hal ini harus patut diwaspadai, seperti tidak membakar sisa sampah sembarang maupun mematikan kompor setelah memasak.
'Kasus kebakaran bisa terjadi karena keteledoran manusia. Oleh karena itu, kami minta hal itu jangan sampai terjadi dengan meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Inggit Soraya mengatakan selain rawan kebakaran di saat musim kemarau, Kota Pekalongan juga masih rentan dengan bencana banjir dan rob.
Pada gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana, kata dia, terdapat poin lain yaitu tanggap kesehatan dan kelestarian lingkungan, seperti gizi buruk dan stunting yang saat ini masih menjadi fokus utama perhatian pemerintah daerah.
"Karena itu, kaum ibu yang sudah mendapat edukasi agar kalau ada anak teridentifikasi stunting maupun kurang gizi, kalau tanggap, kemungkinan besar cepat teratasi supaya tidak memperburuk kondisinya. Kami berharap dengan dibentuknya gerakan ini kaum ibu bisa mandiri sehingga dapat meminimalisasi kejadian tidak semakin parah," katanya.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Pekalongan Inggit Soraya di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa gerakan in keluarga Gagah Bencana bertujuan untuk memberikan ilmu pengetahuan sekaligus mengajak kaum ibu bisa mandiri dan tanggap bila terjadi bencana.
"Kaum perempuan ini biasanya lebih punya banyak waktu di rumah daripada para bapak. Jadi, mereka harus lebih berani, berhati-hati, cerdas, dan tanggap," katanya.
Menurut dia, memasuki musim kemarau berpotensi menimbulkan kerawanan kasus kebakaran sehingga hal ini harus patut diwaspadai, seperti tidak membakar sisa sampah sembarang maupun mematikan kompor setelah memasak.
'Kasus kebakaran bisa terjadi karena keteledoran manusia. Oleh karena itu, kami minta hal itu jangan sampai terjadi dengan meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Inggit Soraya mengatakan selain rawan kebakaran di saat musim kemarau, Kota Pekalongan juga masih rentan dengan bencana banjir dan rob.
Pada gerakan keluarga sehat tanggap dan tangguh bencana, kata dia, terdapat poin lain yaitu tanggap kesehatan dan kelestarian lingkungan, seperti gizi buruk dan stunting yang saat ini masih menjadi fokus utama perhatian pemerintah daerah.
"Karena itu, kaum ibu yang sudah mendapat edukasi agar kalau ada anak teridentifikasi stunting maupun kurang gizi, kalau tanggap, kemungkinan besar cepat teratasi supaya tidak memperburuk kondisinya. Kami berharap dengan dibentuknya gerakan ini kaum ibu bisa mandiri sehingga dapat meminimalisasi kejadian tidak semakin parah," katanya.
Pewarta : Kutnadi
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025