Paduan sastra dan keroncong di panggung Taman Indonesia Kaya
Selasa, 12 September 2023 11:37 WIB
Pertunjukan "Sastra Dalam Keroncong" yang berlangsung di Taman Indonesia Kaya (TIK) Semarang. (ANTARA/HO-TIK)
Semarang (ANTARA) - Taman Indonesia Kaya (TIK) Semarang kembali menggelar kegiatan seni dan budaya, kali ini "Sastra Dalam Keroncong" yang menampilkan Komunitas Sastrawan Semarang untuk menghibur masyarakat.
Komunitas Sastrawan Semarang yang tampil pada Sabtu (9/9) malam, antara lain NWU Gabriel Genesis, Slamet Unggul, Wahyu Nur Baskoro, Roely Slamet, Didit Jepee, Nawir, Fransiska Ambar, Maya Ofifah Kristanti, dan juga Orkes Berkah Dalem.
Perwakilan dari Komunitas Sastrawan Semarang NWU Gabriel Genesis, dalam pernyataan yang diterima, Selasa, mengungkapkan bahwa kegiatan itu menjadi media untuk menghibur dan mengenalkan, terutama generasi muda terhadap dunia sastra.
"Kegiatan kami di Taman Indonesia Kaya ini menjadi media bagi kami untuk menghibur masyarakat kota Semarang, terutama generasi muda untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai sastra," katanya.
Tak hanya sastra, kata dia, Komunitas Sastrawan Semarang juga memadukan pembacaan syair dan juga puisi dengan diiringi alunan musik keroncong yang kental dengan kebudayaan nusantara.
"Semoga, selain dapat menghibur para pecinta sastra, penampilan kami juga dapat membangkitkan semangat dan minat masyarakat untuk mempelajari dan mencintai sastra," ujarnya.
Selama kurang lebih 90 menit, panggung Taman Indonesia Kaya diramaikan dengan penampilan dari Komunitas Sastrawan Semarang yang diiringi dengan alunan musik keroncong dari Orkes Berkah Dalem yang terdiri dari tujuh musisi dan juga empat penyanyi.
Sebanyak delapan penyair yang tergabung dalam Komunitas Sastrawan Semarang menghibur para penikmat seni yang memenuhi Taman Indonesia Kaya dengan puisi-puisi yang mereka ciptakan dan karya penyair lain.
Masing-masing penyair membacakan karya puisi yang mereka ciptakan sendiri dengan amat mendalam; NWU Gabriel Genesis membacakan "Harapan Merah Putih", Slamet Unggul membacakan "Aku dan Semarang" serta "Laki-laki Pembawa Buku".
Wahyu Nur Baskoro membacakan puisi berjudul "Kau yang Kucinta" dan "Di Timur Matahari", Roely Slamet membacakan "Darah Tulang" dan "Bendera", kemudian Didit Jepee membacakan "Rendezvous Seberkas Pelangi" dan "Tegang".
Sedangkan Nawir membacakan "Generasi Muda Cinta Negeri", Fransiska Ambar membacakan "Pagi yang Sejuk", serta Maya Ofifah Kristanti membacakan "Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian".
Sementara itu, Renitasari Adrian selaku Program Director www.indonesiakaya.com mengatakan pertunjukan itu memadukan sastra keroncong untuk mengenalkan jenis musik yang khas dengan kebudayaan Indonesiadi hadapan generasi muda.
"Pertunjukan ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengakrabkan sastra kepada generasi muda dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk mengembangkan minat dalam dunia sastra sehingga muncul para calon-calon sastrawan di masa yang akan datang," katanya.
Komunitas Sastrawan Semarang yang tampil pada Sabtu (9/9) malam, antara lain NWU Gabriel Genesis, Slamet Unggul, Wahyu Nur Baskoro, Roely Slamet, Didit Jepee, Nawir, Fransiska Ambar, Maya Ofifah Kristanti, dan juga Orkes Berkah Dalem.
Perwakilan dari Komunitas Sastrawan Semarang NWU Gabriel Genesis, dalam pernyataan yang diterima, Selasa, mengungkapkan bahwa kegiatan itu menjadi media untuk menghibur dan mengenalkan, terutama generasi muda terhadap dunia sastra.
"Kegiatan kami di Taman Indonesia Kaya ini menjadi media bagi kami untuk menghibur masyarakat kota Semarang, terutama generasi muda untuk mengenal dan mengetahui lebih dalam lagi mengenai sastra," katanya.
Tak hanya sastra, kata dia, Komunitas Sastrawan Semarang juga memadukan pembacaan syair dan juga puisi dengan diiringi alunan musik keroncong yang kental dengan kebudayaan nusantara.
"Semoga, selain dapat menghibur para pecinta sastra, penampilan kami juga dapat membangkitkan semangat dan minat masyarakat untuk mempelajari dan mencintai sastra," ujarnya.
Selama kurang lebih 90 menit, panggung Taman Indonesia Kaya diramaikan dengan penampilan dari Komunitas Sastrawan Semarang yang diiringi dengan alunan musik keroncong dari Orkes Berkah Dalem yang terdiri dari tujuh musisi dan juga empat penyanyi.
Sebanyak delapan penyair yang tergabung dalam Komunitas Sastrawan Semarang menghibur para penikmat seni yang memenuhi Taman Indonesia Kaya dengan puisi-puisi yang mereka ciptakan dan karya penyair lain.
Masing-masing penyair membacakan karya puisi yang mereka ciptakan sendiri dengan amat mendalam; NWU Gabriel Genesis membacakan "Harapan Merah Putih", Slamet Unggul membacakan "Aku dan Semarang" serta "Laki-laki Pembawa Buku".
Wahyu Nur Baskoro membacakan puisi berjudul "Kau yang Kucinta" dan "Di Timur Matahari", Roely Slamet membacakan "Darah Tulang" dan "Bendera", kemudian Didit Jepee membacakan "Rendezvous Seberkas Pelangi" dan "Tegang".
Sedangkan Nawir membacakan "Generasi Muda Cinta Negeri", Fransiska Ambar membacakan "Pagi yang Sejuk", serta Maya Ofifah Kristanti membacakan "Aku Masih Sangat Hafal Nyanyian".
Sementara itu, Renitasari Adrian selaku Program Director www.indonesiakaya.com mengatakan pertunjukan itu memadukan sastra keroncong untuk mengenalkan jenis musik yang khas dengan kebudayaan Indonesiadi hadapan generasi muda.
"Pertunjukan ini merupakan salah satu upaya kami untuk mengakrabkan sastra kepada generasi muda dan memberikan inspirasi bagi mereka untuk mengembangkan minat dalam dunia sastra sehingga muncul para calon-calon sastrawan di masa yang akan datang," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Habibie Democracy Forum 2024, wadah strategis bahas masa depan demokrasi Indonesia
13 November 2024 15:34 WIB
Daftar nama pemain timnas hadapi Jepang dan Arab Saudi, Sayuri bersaudara kembali dipanggil
13 November 2024 12:18 WIB
Khong Guan Grup luncurkan "Sejuta Bola Superco Untuk Indonesia" tahun ketiga
11 November 2024 13:29 WIB