Semarang (ANTARA) - Siapa yang tidak mengenal profesi guru? Profesi yang sangat dimuliakan oleh segala lapisan masyarakat. Melalui guru, kita dididik untuk mengenal ilmu pengetahuan, sopan santun, bahkan juga dididik untuk mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui guru juga kita difasilitasi untuk bisa menyikapi segala perubahan zaman, agar dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan kita lewat berbagai profesi yang bisa kita tekuni sehingga layak kalau kita sebut guru adalah Ibu dari segala profesi di dunia ini.
Pemaknaan guru abad 21
Sebelumnya kita mengenal guru sebagai pusat informasi dan ilmu pengetahuan. Selain itu, kita juga memaklumi bahwa ketika kita akan menuntut ilmu maka hal pertama yang bisa kita lakukan yakni pembelajaran di dalam kelas secara konvensional.
Namun di abad 21 ini, peran guru termaknai lebih daripada apa yang disebutkan tersebut. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat dari segala informasi, namun bergeser menjadi fasilitator pembelajaran. Artinya, guru lebih berfokus pada kebutuhan individu muridnya dan menggunakan berbagai strategi untuk mendukung pembelajaran mandiri.
Tidak kalah penting, guru juga harus mengintegrasikan pembelajarannya dengan teknologi. Hal ini berkaitan dengan tantangan murid sekarang tidak sama dengan tantangan yang dihadapi oleh gurunya ketika bersekolah dahulu.
Maka sebagai fasilitator pembelajaran, guru harus bisa menyesuaikan cara mengajarnya agar muridnya juga tidak ketinggalan di era digital teknologi seperti sekarang ini.
Pada zaman sekarang ini, murid juga tidak lagi sebatas mendapatkan ilmu pengetahuan dan informasi dari gurunya, mereka bisa dipandu untuk mencari dari segala macam sumber pengetahuan lewat bantuan teknologi terkini.
Selain itu, guru juga harus mengajar secara inklusif. Hal ini berarti guru harus memiliki keterampilan untuk mengajar murid dengan berbagai tingkat kemampuan dan kebutuhan. Guru perlu memiliki pendekatan berbeda guna membantu semua murid dalam rangka memaksimalkan potensinya.
Inti dari pembelajaran abad 21 sekarang ini adalah, memaksimalkan keterampilan murid berupa keterampilan pemecahan masalah, bernalar kritis, komunikasi, kolaborasi, literasi digital, dan tentu juga harus menumbuhkan kepekaan sosial murid.
Mendidik dengan Hati
Pendidikan merupakan aspek penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Karenanya pendidikan menjadi bagian integral dari pencapaian-pencapaian positif seorang anak. Seperti kebebasan dari belenggu kebodohan, keterbelakangan, atau bahkan pembebasan dari rantai kemiskinan.
Berbicara tentang pendidikan tidak bisa kita lepaskan dari peran seorang guru. Namun guru juga harus menyadari bahwa sekarang ini mereka bukanlah lagi pusat dari segala ilmu. Kalau hanya itu yang dipikirkan maka mesin pencari Google bisa mengunggulinya.
Guru harus mampu mendidik dengan hati, melibatkan perasaan dan hati nurani. Guru harus mengajarkan norma kesopanan, kesetiakawanan, juga rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Termasuk juga karena guru adalah Ibu dari segala profesi, maka didiklah murid sesuai dengan potensi yang dimiliki. Ke depan akan banyak profesi yang akan menggantikan hal-hal konvensional, tugas guru tidaklah mudah.
Jadi, guru harus memberikan suatu sentuhan pengetahuan yang pada zamannya belum ditemukan. Guru harus mengantarkan profesi yang pada zamannya belum dikenal. Serta, guru harus selalu memberikan motivasi agar murid aktif dan kreatif mengembangkan minat dan bakatnya.
Selamat Hari Guru Sedunia, 5 Oktober 2023. Menjadi guru adalah pengabdian terbaik kepada bangsa dan negara. ***
* Penulis adalah Guru SDN 1 Puguh, Kendal; Fasilitator Guru Penggerak Angkatan 9; Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation