Pemkab Demak ajak masyarakat gemar makan ikan untuk cegah tengkes
Selasa, 5 Desember 2023 11:07 WIB
Bupati Demak Eisti'anah saat di hadapan nelayan mengajak untuk ikut mengkampanyekan gemar makan ikan. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Demak (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Demak, Jawa Tengah, berupaya meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan lewat kampanye gemar makan ikan sebagai salah satu upaya mencegah kasus stunting atau tengkes.
"Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak yang memiliki binaan di bidang pengolahan ikan juga kami ajak untuk ikut terjun membantu mengkampanyekan gemar makan ikan terhadap masyarakat," kata Bupati Demak Eisti'anah di Demak, Senin.
Selain itu, kata dia, Dinas Kelautan juga diminta untuk membantu memberikan bantuan ikan maupun makanan olahan ikan kepada keluarga yang memiliki anak yang mengalami stunting atau tengkes.
Ia mengakui kampanye gemar makan ikan memang difokuskan pada lokasi yang dimungkinkan terdapat kasus tengkes.
"Kampanye gerakan makan ikan dengan strategi lokus temuan kasus tengkes, ternyata membuahkan hasil," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, kasus tengkes di Kabupaten Demak dari tahun 2021 mencapai 25 persen, kemudian tahun 2022 turun menjadi 16 persen. Sedangkan tahun 2023 ditargetkan bisa turun lagi hingga di bawah 10 persen.
Kegiatan kampanye gemar makan ikan, bertujuan untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan, karena idealnya tingkat konsumsi ikan 60 kg per kapita per tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Nanang Tasunar menambahkan kebiasaan nelayan memang menjual hasil tangkapan, sedangkan yang dikonsumsi sendiri justru ikan kualitas rendah.
"Akan tetapi, setelah diingatkan bupati harapannya mereka juga menyisihkan hasil tangkapan yang berkualitas untuk dikonsumsi keluarganya," ujarnya.
Ia menyatakan dukungannya untuk mengkampanyekan gemar makan ikan karena selama ini juga sudah dilakukan, termasuk di lingkungan sekolah-sekolah untuk mengajak siswa gemar makan ikan.
Terkait temuan kasus tengkes di Kabupaten Demak, kata dia, yang berada di lokasi yang banyak nelayannya, disebabkan karena pola asuh orang tuanya yang tidak tepat.
"Karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, anak dititipkan di tempat penitipan atau neneknya, sehingga asupan gizi anak tidak diperhatikan. Melalui nelayan kami juga mengajak untuk bersama-sama mengkampanyekan gemar makan ikan dan pola asuh anak yang benar dengan harapan Demak yang juga penghasil ikan laut tidak banyak temuan kasus tengkes," ujarnya.
"Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak yang memiliki binaan di bidang pengolahan ikan juga kami ajak untuk ikut terjun membantu mengkampanyekan gemar makan ikan terhadap masyarakat," kata Bupati Demak Eisti'anah di Demak, Senin.
Selain itu, kata dia, Dinas Kelautan juga diminta untuk membantu memberikan bantuan ikan maupun makanan olahan ikan kepada keluarga yang memiliki anak yang mengalami stunting atau tengkes.
Ia mengakui kampanye gemar makan ikan memang difokuskan pada lokasi yang dimungkinkan terdapat kasus tengkes.
"Kampanye gerakan makan ikan dengan strategi lokus temuan kasus tengkes, ternyata membuahkan hasil," ujarnya.
Pasalnya, kata dia, kasus tengkes di Kabupaten Demak dari tahun 2021 mencapai 25 persen, kemudian tahun 2022 turun menjadi 16 persen. Sedangkan tahun 2023 ditargetkan bisa turun lagi hingga di bawah 10 persen.
Kegiatan kampanye gemar makan ikan, bertujuan untuk meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan, karena idealnya tingkat konsumsi ikan 60 kg per kapita per tahun.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Nanang Tasunar menambahkan kebiasaan nelayan memang menjual hasil tangkapan, sedangkan yang dikonsumsi sendiri justru ikan kualitas rendah.
"Akan tetapi, setelah diingatkan bupati harapannya mereka juga menyisihkan hasil tangkapan yang berkualitas untuk dikonsumsi keluarganya," ujarnya.
Ia menyatakan dukungannya untuk mengkampanyekan gemar makan ikan karena selama ini juga sudah dilakukan, termasuk di lingkungan sekolah-sekolah untuk mengajak siswa gemar makan ikan.
Terkait temuan kasus tengkes di Kabupaten Demak, kata dia, yang berada di lokasi yang banyak nelayannya, disebabkan karena pola asuh orang tuanya yang tidak tepat.
"Karena kedua orang tuanya sibuk bekerja, anak dititipkan di tempat penitipan atau neneknya, sehingga asupan gizi anak tidak diperhatikan. Melalui nelayan kami juga mengajak untuk bersama-sama mengkampanyekan gemar makan ikan dan pola asuh anak yang benar dengan harapan Demak yang juga penghasil ikan laut tidak banyak temuan kasus tengkes," ujarnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2025
Terkait
Realisasi anggaran program Makan Bergizi Gratis tembus Rp41,3 triliun per November 2025
21 November 2025 14:43 WIB
UMS dorong diversifikasi pangan lokal melalui inovasi apem mokaf di Kelurahan Sewu Surakarta
15 November 2025 14:26 WIB
Program Makan Bergizi Gratis di Jepara sasar 166.721 pelajar hingga balita
10 November 2025 16:42 WIB
SPPG YKB Polres Klaten siapkan 3.900 lebih porsi MBG untuk siswa di 37 sekolah
06 November 2025 20:29 WIB
Terpopuler - Kesehatan
Lihat Juga
Tim Pengabdian KESMAS UMS gandeng Puskesmas Gilingan cegah anemia ibu hamil lewat ANECMA
18 December 2025 19:27 WIB
Mahasiswa Fisioterapi UMS implementasikan layanan kesehatan berbasis komunitas
09 December 2025 21:46 WIB
PMI Solo pastikan stok darah aman, ajak warga donor untuk bantu korban bencana
09 December 2025 14:23 WIB