Semarang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengajak para pendamping Program Keluarga Harapan yang ada di wilayahnya untuk bersama-sama bekerja keras menurunkan angka kemiskinan ekstrem.

“PKH adalah salah satu upaya program dalam rangka pengentasan kemiskinan yang selama ini diinisiasi oleh Kementerian Sosial, dan juga didukung sepenuhnya oleh Presiden RI. Jadi PKH ini akan terus kami kembangkan," kata Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di Kota Surakarta, Kamis.

Ia mengungkapkan, Pemprov Jateng pada tahun 2023 mampu menurunkan angka kemiskinan ekstrem menjadi 1,1 persen dari sebelumnya 1,97 persen pada tahun 2022.

Menurut dia, keberhasilan menurunkan angka kemiskinan ekstrem tahun ini harus menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras agar tahun depan penurunannya lebih signifikan.

“Kami menargetkan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah bisa turun di bawah 0,5 persen atau mendekati 0 persen,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Nana, jumlah pendamping PKH di Jawa Tengah sebanyak 5.130 orang yang tersebar di 35 kabupaten/kota.

“Jumlah itu dinilai mampu membantu menurunkan angka kemiskinan. Dalam hal ini Kepala Dinas Sosial Jawa Tengah bekerja sama dengan Kementerian Sosial setiap tahun melaksanakan kegiatan di desa miskin," katanya.

Peran yang dilakukan pendamping PKH dalam menurunkan angka kemiskinan antara lain dengan mengupayakan kesejahteraan para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) secara masif.

Baca juga: PT Pos Pekalongan salurkan bansos sembako dan PKH