Dua desa di Demak masih tergenang banjir
Rabu, 3 April 2024 22:25 WIB
Mesin pompa penyedot banjir yang disiapkan di halaman BPBD Kabupaten Demak, Jawa Tengah, siap dikirim ke lokasi banjir untuk penyedotan agar genangan cepat surut, Rabu (3/4/2024). ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif.
Demak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak Jawa Tengah masih berupaya melakukan pengeringan dengan mengerahkan mesin pompa penyedot genangan banjir, menyusul masih adanya dua desa yang tergenang banjir.
"Sebelumnya memang ada lima desa yang masih ada genangan, yakni Desa Wonorejo dan Wonoketingal Kecamatan Karanganyar, Desa Dukun Kecamatan Karangtengah, serta Desa Sayung dan Loireng Kecamatan Sayung. Akan tetapi, untuk hari ini sudah surut," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur di Demak, Rabu.
Ia memperkirakan hanya tersisa Desa Sayung dan Loireng yang masih ada genangan banjir, terutama untuk akses jalan perkampungan warga. Sedangkan desa lainnya sudah surut.
Dalam rangka mempercepat surutnya genangan di kedua desa tersebut, maka pihaknya menerjunkan mesin pompa penyedot air di Desa Loireng.
Bahkan, katanya, pihaknya akan mengirimkan satu unit mesin pompa lagi untuk percepatan surutnya genangan banjir di Desa Loireng tersebut.
Ketinggian genangan banjirnya diperkirakan antara 30-50 sentimeter (Cm).
Meskipun demikian, aktivitas warga tetap berjalan seperti sebelumnya, termasuk yang memiliki aktivitas kerja juga tetap bekerja dengan kondisi demikian.
"Khusus untuk genangan banjir di Desa Sayung, airnya belum bisa surut karena kebetulan terdorong adanya air rob, sehingga air genangan banjirnya tidak bisa dibuang," katanya.
Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terdampak banjir tersebut, pihaknya sudah mengirimkan bantuan logistik kepada masing-masing warga terdampak, karena aktivitas memasak bisa dilakukan secara mandiri.
Desa Wonoketingal dan Desa Wonorejo hari ini (3/4) tidak lagi terlihat adanya genangan, terutama pada akses jalan masuk ke dua desa tersebut. Aktivitas warga juga terlihat normal dan sebagian masih berupaya menjemur kasur mereka karena terendam banjir selama beberapa hari.
Banjir yang terjadi sejak tanggal 13 Maret 2024, berdampak hingga di 126 desa yang tersebar pada 13 kecamatan. Sedangkan yang mengungsi mencapai 24.990 jiwa lebih dari 103.501 jiwa yang terdampak.
Belasan kecamatan tersebut, antara lain Kecamatan Mranggen, Karanganyar, Karangawen, Sayung, Gunur, Demak, Wonosalam, Dempet, Karangtengah, Gajah, Kebonagung, Mijen, dan Bonang.
Banjir yang meluas tersebut, di antaranya karena jebolnya tanggul sungai besar. Mulai dari Sungai Wulan, Sungai Lusi, Sungai Dombo, Sungai Dukuh, dan Sungai Jeratun.
"Sebelumnya memang ada lima desa yang masih ada genangan, yakni Desa Wonorejo dan Wonoketingal Kecamatan Karanganyar, Desa Dukun Kecamatan Karangtengah, serta Desa Sayung dan Loireng Kecamatan Sayung. Akan tetapi, untuk hari ini sudah surut," kata Pelaksana tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Demak M. Agus Nugroho Luhur di Demak, Rabu.
Ia memperkirakan hanya tersisa Desa Sayung dan Loireng yang masih ada genangan banjir, terutama untuk akses jalan perkampungan warga. Sedangkan desa lainnya sudah surut.
Dalam rangka mempercepat surutnya genangan di kedua desa tersebut, maka pihaknya menerjunkan mesin pompa penyedot air di Desa Loireng.
Bahkan, katanya, pihaknya akan mengirimkan satu unit mesin pompa lagi untuk percepatan surutnya genangan banjir di Desa Loireng tersebut.
Ketinggian genangan banjirnya diperkirakan antara 30-50 sentimeter (Cm).
Meskipun demikian, aktivitas warga tetap berjalan seperti sebelumnya, termasuk yang memiliki aktivitas kerja juga tetap bekerja dengan kondisi demikian.
"Khusus untuk genangan banjir di Desa Sayung, airnya belum bisa surut karena kebetulan terdorong adanya air rob, sehingga air genangan banjirnya tidak bisa dibuang," katanya.
Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari warga terdampak banjir tersebut, pihaknya sudah mengirimkan bantuan logistik kepada masing-masing warga terdampak, karena aktivitas memasak bisa dilakukan secara mandiri.
Desa Wonoketingal dan Desa Wonorejo hari ini (3/4) tidak lagi terlihat adanya genangan, terutama pada akses jalan masuk ke dua desa tersebut. Aktivitas warga juga terlihat normal dan sebagian masih berupaya menjemur kasur mereka karena terendam banjir selama beberapa hari.
Banjir yang terjadi sejak tanggal 13 Maret 2024, berdampak hingga di 126 desa yang tersebar pada 13 kecamatan. Sedangkan yang mengungsi mencapai 24.990 jiwa lebih dari 103.501 jiwa yang terdampak.
Belasan kecamatan tersebut, antara lain Kecamatan Mranggen, Karanganyar, Karangawen, Sayung, Gunur, Demak, Wonosalam, Dempet, Karangtengah, Gajah, Kebonagung, Mijen, dan Bonang.
Banjir yang meluas tersebut, di antaranya karena jebolnya tanggul sungai besar. Mulai dari Sungai Wulan, Sungai Lusi, Sungai Dombo, Sungai Dukuh, dan Sungai Jeratun.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024
Terkait
Desa Jatilor, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan ditetapkan KPK RI sebagai desa percontohan Antikorupsi
04 December 2024 12:43 WIB
Bawaslu Boyolali : Pelanggaran netralitas perangkat desa terbanyak dilaporkan
03 December 2024 16:06 WIB