Semarang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,13 persen di Juli 2024 dan merupakan deflasi untuk keempat kalinya di sepanjang 2024.

Kepala BPS Jawa Tengah Endang Tri Wahyuningsih di Semarang, Kamis, mengatakan, deflasi di tahun ini masing-masing terjadi pada Januari, Mei, Juni, dan Juli.

Ia menjelaskan kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap deflasi yang mencapai 0,23 persen.

Kelompok pengeluaran lain yang memberi andil terhadap terjadinya deflasi yakni transportasi, pendidikan, perawatan pribadi dan jasa, serta penyediaan makanan dan minuman di restoran.

"Penurunan harga bawang merah, cabai merah, tomat, telur ayam, serta bawang putih memberi andil terhadap deflasi di bulan Juli," katanya.

Sementara kenaikan harga terjadi pada komoditas cabai rawit, beras, emas perhiasan, serta rokok.

Adapun tingkat inflasi secara year on year (y on y) pada Juli 2024, kata dia, tercatat sebesar 1,86 persen.

Angka inflasi tersebut, lanjut dia, lebih rendah jika dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 2,22 persen.

Sementara dari sembilan daerah tempat dilakukannya survei indeks harga konsumen, menurut dia, deflasi terdalam di Juli 2024 terjadi Kabupaten Wonosobo yang mencapai 0,31 persen.

Sementara Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah Sudjarwanto Dwiatmoko menambahkan hingga Juli 2024 ini harga pangan, khususnya beras, relatif terkendali.

"Kondisi ini membuat kita bergembira, namun juga was-was. Inflasi pangan tidak ada persoalan," katanya.

Baca juga: Deflasi di Solo tunjukkan terjaganya pasokan dan permintaan