Solo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali melestarikan budaya wayang kulit lewat serial Bharatayuda yang diselenggarakan selama tujuh malam.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Boyolali Supana di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis mengatakan lakon Bharatayuda dipentaskan oleh sejumlah dalang senior yang tergabung dalam Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi).

Ia mengatakan tujuan diselenggarakannya wayang tujuh malam tersebut untuk melestarikan wayang kulit di Kabupaten Boyolali.

"Kebetulan jumlah dalang di Boyolali ada banyak, kami mempunyai 97 dalang. Ada tujuh dalang yang memainkan lakon ini," katanya.

Sementara itu, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan berharap dengan melibatkan seniman lokal kegiatan tersebut mampu memperkuat kedudukan Boyolali sebagai salah satu daerah yang aktif dalam pelestarian budaya tradisional di Jawa Tengah.

Selain itu, diharapkan acara tersebut juga menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap seni dan budaya tradisional.

"Kegiatan ini juga diharapkan memperkuat identitas budaya lokal yang makin tergerus oleh perkembangan zaman," katanya.

Untuk jadwal pementasan dalang beserta lakon yang dibawakan pada serial Bharatayuda itu, yakni lakon Kresa Dhuta oleh Ki Gondo Wartoyo, selanjutnya oleh Ki Harsono Kuproh dengan lakon Bhisma Gugur.

Pada Kamis, dimainkan lakon Ranjapan oleh Ki Raharso. Selanjutnya, pada Jumat (6/12) dalang Ki Suryanto Purbo Carito membawakan lakon Suluhan.

Berturut-turut dari Sabtu-Senin (7-9/12), ada dalang Ki Warjito Kliwir mementaskan lakon Durna Gugur, lakon Karno Tandhing oleh Ki Heri Sakrun Kusumo, dan di hari terakhir ada dalang Ki Setyo Margono dengan lakon Rubuhan.
 

Baca juga: Pelajar SD dan guru di Kudus pentaskan wayang kulit