Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyampaikan bahwa persoalan banjir tidak bisa diselesaikan dengan saling menyalahkan, tetapi harus dicari solusi bersama lewat sinergi berbagai pihak terkait, baik lintas sektor dan lintas daerah.

"Kami tidak bisa saling menyalahkan, yang perlu kita lakukan adalah mencari solusi bersama agar kejadian ini tidak terus berulang," kata Ita, sapaan akrabnya, saat meninjau banjir di wilayah Kudu, Semarang, Rabu.

Menurut dia, permasalahan banjir di Kudu tidak bisa hanya diselesaikan di tingkat kota, tetapi juga memerlukan sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Demak, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, serta PLN dan PDAM.

Banjir di Kudu terjadi akibat meluapnya sungai di wilayah tersebut yang dikenal warga dengan nama Kali Kudu, salah satu penyebab utamanya adalah tersendatnya aliran air menuju laut karena pintu air di muara Kali Dumbo, Kabupaten Demak harus ditutup akibat kondisi pasang.

Akibatnya, air tertahan dan menggenangi permukiman di Kelurahan Kudu, terutama di RW 7 yang berdampak di 11 RT.

Ia menjelaskan, secara geografis Sungai Kudu sejajar dengan jalan utama sehingga ketika debit air meningkat dan tidak dapat langsung mengalir ke laut maka air cenderung meluap ke jalan dan pemukiman warga.

Di satu sisi, infrastruktur yang ada saat ini masih memiliki keterbatasan, terutama dalam sistem pengendalian air di muara sungai.

Sebagai respons cepat terhadap banjir, ia memastikan bahwa Pemerintah Kota Semarang telah mengambil sejumlah langkah konkret, yakni pemasangan karung pasir  di sepanjang aliran Sungai Kudu yang berpotensi meluap untuk menahan limpasan air agar tidak semakin meluas ke pemukiman.

Kemudian, kata dia, dilakukan peninggian pintu air dan pompa kolam retensi PDAM agar kapasitas pengendalian air lebih maksimal, serta penyedotan air dengan pompa.

Sebagai solusi jangka panjang, Ita mengatakan pentingnya pentingnya pembangunan "sheetpile" (dinding penahan tanah) di sepanjang Sungai Kudu, sebagaimana sudah dibangun di Sayung, Kabupaten Demak.

"Kami sudah meminta kepada BBWS untuk melanjutkan pembangunan 'sheetpile' di wilayah ini. Namun, kami memahami bahwa ada kendala anggaran yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, sambil menunggu pembangunan ini, kami akan terus mencari alternatif solusi yang lebih cepat," katanya.

Selain itu, ia juga menjamin bahwa warga yang terdampak banjir mendapatkan bantuan yang cukup karena Dinas Sosial Kota Semarang telah menyalurkan sembako dan siap membuka dapur umum jika diperlukan.

Dinas Kesehatan juga telah menugaskan tim medis dari Puskesmas Bangetayu dan Puskesmas Genuk untuk memberikan layanan kesehatan kepada warga yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir, seperti gatal-gatal dan gangguan pencernaan.





Baca juga: Dua polisi calo bintara Polda Jateng dituntut 2 tahun penjara