"Ujian nasional untuk SD pada tahun ini kan dihapus. Jadi, hanya akan ada ujian sekolah (US) yang standar soalnya dibuat secara sama," kata Kepala Disdik Jateng Nurhadi Amiyanto di Semarang, Rabu.

Menurut dia, penentuan standar atau bobot yang sama untuk soal US SD tersebut dimaksudkan agar tercapai standardisasi lulusan jenjang pendidikan dasar untuk seluruh kabupaten/kota di Jateng.

Ia menjelaskan bobot soal US SD dibuat sama dengan berpedoman pada kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32/2013 tentang Perubahan Atas PP Nomor 19/2005.

"Siswa mungkin saja pindah sekolah dari kota satu ke kota lain, mengikuti orang tuanya yang pindah bekerja ke daerah lain, misalnya dari Semarang ke Brebes. Makanya standarnya harus sama," katanya.

Demikian pula, kata dia, siswa yang lulus SD kemudian pindah dari kota satu ke kota lain yang mengharuskan adanya kesamaan standar kelulusan, termasuk standardisasi bobot soal pada US SD.

"Dulu saat UN SD, soal dibuat dengan komposisi 25 persen dari pusat dan 75 persen dari daerah (provinsi). Untuk US SD nantinya juga sama semacam itu. Dasarnya ya dari kisi-kisi soal," katanya.

Nurhadi juga mengatakan soal US SD bakal dibuat dalam beberapa paket sebagaimana UN untuk menghindari tindak kecurangan dalam pelaksanaannya, tetapi tetap dengan standar atau bobot yang sama.

"Soal-soalnya sama, tetapi komposisi soalnya yang dibuat acak. Misalnya, soal nomor 1 di sini, tetapi di daerah lain ditempatkan pada soal nomor 10. Urutan soalnya yang dibuat acak," katanya.

Akan tetapi, kata dia, paket soal tidak dibuat berdasarkan jumlah kabupaten/kota yang ada di Jateng, tetapi kemungkinan akan dibuat berdasarkan pembagian badan koordinasi wilayah (bakorwil).

"Yang pasti, nanti soal US akan dibuat sistem paket seperti UN. Ada berapa paket? Nanti lihat saja. Tujuannya, agar meminimalkan kecurangan, seperti contek-mencontek, dan sebagainya," kata Nurhadi.