PDI Perjuangan menempatkan pencapresan sebagai bentuk kaderisasi partai politik untuk Indonesia raya, kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo ketika menyampaikan pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan melalui pesan singkatnya kepada Antara Jateng, Kamis malam.

Megawati Soekarnoputri yang juga mantan Presiden RI mengajak seluruh elite bangsa untuk bersama-sama menjunjung tinggi etika demokrasi.

"Marilah kita kedepankan etika politik, kita kedepankan kualitas demokrasi dengan ide/gagasan dan agenda pemerintahan untuk menjadi bagian dari pendidikan politik bagi rakyat," ucapnya.

Mencermati berbagai perkembangan politik pascapencapresan Jokowi (sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo), PDI Perjuangan berpendapat bahwa serangan negatif itu sebagai bagian dari jalan terjal yang harus dilewati oleh seorang pemimpin.

"Karena itulah kami menanggapi hal-hal tersebut dengan tenang, bahkan dengan senyuman, dan tidak pernah terpancing," katanya.

Tjahjo yang juga anggota Komisi I DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I (Kota/Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Kabupaten Kendal) juga menyampaikan bahwa PDI Perjuangan justru memberikan apresiasi kepada masyarakat yang secara bijak dan cerdas menanggapi serangan negatif terhadap Jokowi sebagai bagian dari persaingan politik semata.

Terhadap partai-partai politik yang menyatakan niatnya untuk bekerja sama dengan PDI Perjuangan, dia mengatakan, "Selain kami memberikan apresiasi atas niat baik tersebut, kami juga membuka diri untuk bersama-sama menyelesaikan masalah bangsa dan negara yang tidak mungkin bisa diselesaikan oleh PDI Perjuangan sendiri."

"Perlu kami tegaskan bahwa kepentingan rakyat harus menjadi fondasi kerja sama antarpartai politik dan calon presiden," katanya.

Partainya menegaskan bahwa sekali partai mengambil sikap dalam kerja sama dengan parpol lain untuk memperkuat bekerjanya sistem presidensial, pihaknya akan konsisten menjaga sikap tersebut.

Tjahjo menegaskan kembali bahwa proses kaderisasi yang dilakukan oleh Megawati terhadap calon pemimpin bangsa dilakukan dengan sungguh-sungguh yang mengedepankan pemahaman terhadap Pancasila, UUD 1945, jejak sejarah perjuangan bangsa, serta mental dan karakter pemimpin, termasuk untuk berani dengan keyakinan politiknya untuk mengambil tanggung jawab apa pun demi kepentingan bangsa dan negara.

"Pemimpin yang dipersiapkan Ibu Megawati, termasuk Pak Jokowi, adalah pemimpin yang berani bersikap, tidak abu-abu, dan dengan tegas berani menolak berbagai kepentingan yang ingin merusak sendi-sendi persatuan bangsa," tegas Tjahjo.

Demikian halnya terhadap berbagai kepentingan sempit orang per orang, lebih-lebih hanya didorong oleh kepentingan kapital, PDI Perjuangan menegaskan sikapnya untuk tidak ikut-ikutan dalam kepentingan tersebut.

"Pengalaman kasus Century, Hambalang, impor daging, dan lain-lain harus menjadi pelajaran bagi kita semua, khususnya PDI Perjuangan, agar tidak mengulang hal yang sama ketika rakyat memberikan mandatnya kepada PDI Perjuangan," kata Tjahjo.

Menyinggung soal calon wakil presiden, Sekjen DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa keputusan mengenai cawapres setelah pemilu anggota legislatif.

Ia menandaskan bahwa PDI Perjuangan terus membangun komunikasi politik dengan partai-partai politik lain yang memiliki kesepahaman untuk mewujudkan Trisakti, yakni berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.