Logo Header Antaranews Jateng

Pengamat Sebut Lembaga Survei Bajak Demokrasi

Jumat, 11 Juli 2014 13:47 WIB
Image Print
Seorang pendukung pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa berdoa saat menyaksikan hitung cepat hasil pemungutan suara Pilpres di Rumah Polonia, Jakarta, Rabu (9/7). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
"Mereka ini yang sebenarnya membajak demokrasi. Sistem demokrasi kita sudah mengatur hitungan KPU yang sah. Jangan arogan merampas kewenangan KPU. Serahkan semua soal penghitungan suara pada KPU. Biarkan mereka bekerja dengan tenang," kata Iswandi di Jakarta, Jumat.

Menurut Iswandi, sistem hitung cepat bisa salah namun tidak boleh bohong.

"Karena itu hasil hitung cepat bisa saja benar tapi tidak akurat atau bisa saja hasilnya tidak benar dan tidak akurat," katanya.

Iswandi mencontohkan hitung cepat pada pilpres 2004 oleh lembaga tertentu menyebutkan pemenang yang ternyata berbeda dengan hitungan resmi KPU.


Pewarta :
Editor: Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024