Logo Header Antaranews Jateng

Saka Gallery Suguhkan "Ruwatan Sangkala Dhamar Selo"

Kamis, 6 Agustus 2015 18:38 WIB
Image Print
Para seniman Saka Gallery Solo dalam latihan pementasan performa tari berjudul "Mantra Gunung, Ruwatan Sangkala Dhamar Selo" dalam Festival Lima Gunung XIV di Kabupaten Magelang, Jateng, 14-17 Agustus 2015. (dokumen Saka Gallery).
"Tentu kami selalu menyuguhkan karya baru dalam festival itu seperti yang kami ikuti pada tahun-tahun lalu. Kami memulai persiapan sejak sebelum Lebaran lalu dan sampai saat ini masih terus pemantapan proses gerak dan pola lantainya," kata pendiri Saka Gallery Solo Angelique Donna Bassle ketika dihubungi dari Magelang, Kamis.

Ia mengatakan seluruh seniman, pemusik, dan kru pementasan kelompoknya di Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang di kawasan Gunung Andong pada Sabtu (15/6) atau hari kedua festival tersebut, berjumlah 25 orang.

Mereka, katanya, terdiri atas 18 penari, tiga pemusik, satu penembang, dan lainnya kru yang mendukung sukses pementasan mendatang. Performa tari berjudul "Mantra Gunung, Ruwatan Sangkala Dhamar Selo" dengan koreografer Wibi Dinata dan penata musik Ki Tedjo Lelono.

"Bentuk sajiannya 'dance performance', komposisinya jadi kontemporer tapi tetap ke tradisinya ada. Gak boleh lupa itu," katanya.

Ia menjelaskan judul pementasan kelompoknya terkait dengan penggambaran kondisi alam yang pada masa lalu tenang, damai, dan subur, namun sekarang rusak karena kesalahan manusia dalam pengelolaan.

"Sekarang rusak karena tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pementasan itu juga menceritakan kedatangan seorang sesepuh yang bertujuan untuk menyelamatkan alam agar kembali seperti semula," katanya.

Kelompok Saka Gallery Solo berdiri pada 1 April 2010 di Den Haag Belanda ketika sejumlah seniman yang kemudian bergabung dengan grup itu, melakukan pementasan di negeri tersebut.

Ia mengatakan selama tiga tahun berturut-turut, Saka Gallery Solo menyuguhkan pementasan di arena Festival Lima Gunung yang diselenggarakan secara mandiri oleh para seniman petani yang tergabung dalam Komunitas Lima Gunung di Kabupaten Magelang, Jateng (Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh).

"Untuk tahun ini sebagai yang keempat kali kami mengikuti. Kami ingin terus ikut dalam pementasan setiap penyelenggaraan festival ini," katanya.

Festival Lima Gunung XIV berlangsung pada 14-17 Agustus 2015 di dua lokasi, yakni Gunung Andong (Dusun Mantran Wetan) dan Gunung Merapi (Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun) dengan agenda, antara lain pementasan kesenian tradisional, kontemporer, kolaborasi, pentas musik, kirab budaya, pidato kebudayaan, sarasehan budaya, peluncuran buku, peringatan HUT Ke-70 RI, dan pameran seni rupa.

Para penyaji pementasan dalam festival, selain para seniman Komunitas Lima Gunung, juga berbagai grup kesenian tradisional dari desa-desa sekitar lokasi festival, dan para seniman, baik secara kelompok maupun perseorangan, berasal dari beberapa kota dan luar negeri, yang selama ini menjadi bagian dari jejaring komunitas tersebut.


Pewarta :
Editor: Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024