Logo Header Antaranews Jateng

Dolar Tertekan Keraguan Kenaikan Suku Bunga Fed

Kamis, 13 Agustus 2015 06:15 WIB
Image Print
Ilustrasi. Pegawai bank menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Plaza Bank Mandiri, Jakarta, Rabu (1/7). Bank Indonesia mengatur penggunaan rupiah di NKRI karena transaksi dengan menggunakan mata uang asing antar penduduk di Indonesia mencapai 7
Yuan Tiongkok (RMB) memperpanjang penurunan nilainya pada Rabu, sehari setelah keputusan bank sentral untuk meningkatkan sistem paritas tengah yuan yang bertujuan untuk lebih mencerminkan nilai tukar pasar terhadap dolar AS, lapor Xinhua.

Bank sentral Tiongkok, Peoples Bank of China (PBoC), mengutip dolar AS yang kuat dan apresiasi tajam dalam nilai tukar riil efektif yuan sebagai pertimbangan utama di balik perubahan kebijakannya.

Para analis mengatakan langkah Tiongkok itu melemparkan ketidakpastian tentang waktu kenaikan suku bunga Fed tahun ini, dan banyak investor berpikir ada sedikit peluang untuk kenaikan suku bunga pada September.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 1,03 persen menjadi 96,290 pada akhir perdagangan, tingkat terendah dalam sebulan.

Para investor juga menunggu data penjualan ritel AS yang dipantau secara cermat yang akan dirilis pada Kamis untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Pada akhir perdagangan di New York, euro naik menjadi 1,1162 dolar dari 1,1035 dolar di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,5608 dolar dari 1,5564 dolar pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7374 dolar dari 0,7291 dolar.

Dolar AS dibeli 124,22 yen Jepang, lebih rendah dari 125,15 yen pada sesi sebelumnya. Greenback turun menjadi 0,9743 franc Swiss dari 0,9892 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,2994 dolar Kanada dari 1,3124 dolar Kanada.


Pewarta :
Editor: Antarajateng
COPYRIGHT © ANTARA 2024