Nelayan di Kupang Agar Menghentikan Pengejaran Terhadap Kapal Pukat Harimau
Senin, 26 Oktober 2015 10:43 WIB
Penambahan kapal patroli tersebut, menurut dia, akan sangat membantu proses patroli di wilayah perairan NTT yang akhir-akhir ini sering ada kapal-kapal asing dan nelayan-nelayan lokal yang melakukan penangkapan tidak ramah lingkungan di perairan NTT.
Perairan NTT juga cukup rawan dari hal-hal serupa itu ditambah posisinya yang berbatasan langsung dengan perairan negara Timor Timur dan Australia.
Nelayan-nelayan asing dan lokal yang masuk dan menangkap ikan di perairan NTT sering kedapatan oleh nelayan-nelayan NTT menggunakan jaring atau pukat harimau yang berujung pada pengrusakan ekosistem laut.
"Kami hanya dapat satu, sebab daerah-daerah lain juga meminta. Tetapi tidak apa-apa karena sebelumnya kita juga punya KAL Kembang yang beroperasi di perairan kita walaupun sudah tua," ujarnya.
Selain dua kapal patroli, Pangkalan Utama TNI AL VII/Kupang juga telah mendapatkan bantuan dari Komando Armada Indonesia di Kawasan Timur TNI AL, berupa sebuah KRI Weling yang ditempatkan di Kupang.
Sementara itu terkait aksi nelayan-nelayan NTT yang nekat mengejar kapal-kapal pengguna pukat harimau di perairan NTT, ia meminta agar bisa dihentikan, karena bisa berbahaya bagi nelayan-nelayan NTT.
"Saya takutnya nanti nelayan-nelayan kita akan ditembak atau semacamnya, karena kita tidak tahu nelayan-nelayan asing atau yang nakal tersebut membawa senjata-senjata berbahaya," ujarnya.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024