PBB: Banjir di Korut Tewaskan 133 Jiwa, 395 Hilang
Selasa, 13 September 2016 07:37 WIB
Berita tentang bencana cukup sulit diakses karena Korea Utara kian menutup diri dari negara tetangga dan dunia setelah uji nuklir kelimanya, Jumat lalu.
Kantor PBB untuk Koordinasi Masalah Kemanusiaan (OCHA) dalam laporannya mengatakan, 35.500 rumah rusak, bahkan dua pertiga dari jumlah rumah itu hancur seluruhnya. Alhasil, 107 ribu warga mesti mengungsi akibat bencana banjir.
OCHA mengatakan, jumlah korban tewas dan hilang didapat dari data pemerintah Korea Utara.
Media pemerintah Korut melaporkan hujan lebat pada akhir Agustus hingga awal September menyebabkan kerusakan parah dekat Sungai Tumen.
Akan tetapi, pihak itu tak memberi informasi jumlah korban tewas akibat banjir dalam laporan terbarunya.
Badan itu mengatakan, penilaian terhadap kerusakan didasari pada kunjungan lapangan ke wilayah terkait pekan lalu oleh perwakilan PBB, Federasi Palang Merah Internasional dan Masyarakat Bulan Sabit Merah (IFRC), Palang Merah cabang Korut, dan lembaga swadaya masyarakat.
Kantor berita Korut, KCNA mengatakan pada Minggu, "fenomena cuaca" terburuk sejak lebih dari 70 tahun terakhir telah menimpa wilayah utara hingga menyebabkan "kerugian besar". Meski demikian, proses pemulihan masih terus dilakukan.
Tingginya pembalakan hutan untuk bahan bakar dan pertanian membuat negara itu rentan tertimpa bencana alam, khususnya banjir, demikian Reuters.
Pewarta : Antaranews
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2025