Lima Tanggul Sungai Beringin Rawan Jebol
Rabu, 11 Oktober 2017 08:45 WIB
"Khusus Sungai Beringin, ada lima titik tanggul yang rawan jebol, yakni di dua titik di RW 5, sisanya di RW 4, 6, dan 7," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang Kadarlusman di Semarang, Selasa.
Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan normalisasi Sungai Beringin sangat mendesak dilakukan karena sudah mengalami sedimentasi yang tinggi sehingga aliran sungai sering meluap.
Apalagi, kata dia, sekarang ini sudah memasuki musim hujan sehingga dikhawatirkan kembali banjir sebagaimana sebelumnya yang selalu menggenangi ribuan rumah warga dan jalur Pantura arah Semarang-Kendal.
"Tidak hanya Sungai Beringin, tetapi juga Sungai Plumbon. Kedua sungai ini memiliki sedimentasi yang tinggi. Setiap hujan kan airnya selalu meluap menyebabkan banjir," kata Pilus, sapaan akrab Kadarlusman.
Akan tetapi, Pemerintah Kota Semarang tidak bisa melakukan normalisasi karena sungai-sungai tersebut berada di bawah pengelolaan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana.
Upaya perbaikan tanggul yang jebol juga tidak bisa dilakukan, kata dia, sehingga pemerintah kota hanya bisa melakukan penanganan darurat, seperti pembuatan tanggul menggunakan branjang.
"Perbaikan tanggul saja, Pemkot Semarang tidak bisa melakukan karena bukan ranahnya. Ya, kami hanya bisa berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan penanganan darurat, seperti tanggul branjang," katanya.
Pilus mengatakan sebenarnya sudah banyak komplain dari warga yang disampaikan, tetapi pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena Sungai Beringin dan Plumbon sejak 2016 sudah dialihkan kewenangan pengelolaannya.
Selama ini, kata dia, DPRD Kota Semarang selalu berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kebakaran, Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk melakukan perbaikan tanggul darurat.
"Kami berharap kedua sungai ini (Sungai Beringin dan Plumbon, red.) segera dinormalisasi, atau kalau tidak beri kewenangan Pemkot Semarang untuk melakukan normalisasi," katanya.
Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor:
COPYRIGHT © ANTARA 2025