Operasi katarak gratis bagi warga miskin di Kudus
Sabtu, 29 September 2018 20:44 WIB
"Warga yang ingin mengikuti operasi katarak gratis memang tidak dibatasi warga Kudus saja, melainkan warga dari luar daerah, seperti dari Kabupaten Demak, Jepara maupun Pati juga bisa ikut memanfaatkannya," kata mantan atlet bulu tangkis Indonesia, Hariyanto Arbi di Kudus, Sabtu.
Ia mempersilakan warga kurang mampu yang menderita katarak untuk mendaftarkan diri di Posko Harijanto Arbi atau RS Kumala Siwi.
Operasi katarak gratis tersebut, merupakan hasil kerja sama PT Sido Muncul, Tolak Angin, Perdami dan RS Kumala Siwi Kudus.
Untuk pendaftar saat ini, katanya, terdapat 70 warga kurang mampu dari berbagai daerah yang mengikuti kegiatan tersebut.
Proses penyaringan tahap pertama yang dilakukan oleh tim dokter di RS Kumala Siwi, tercatat hanya 27 peserta yang dinyatakan lolos.
Peserta yang dinyatakan lolos tahap screening berhak mengikuti operasi katarak gratis yang digelar Sabtu (13/10).
Pendaftaran operasi katarak dibukan hingga Selasa (2/10).
"Warga yang terkena katarak bisa memanfaatkan fasilitas operasi katarak secara gratis. Jika menggunakan biaya sendiri tentunya harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah," ujarnya.
Selain menyelenggarakan operasi katarak gratis, program Bakti Harijanto Arbi juga menggelar operasi sumbing bibir dan langit-langit gratis yang digelar Sabtu (27/10) di RS Aisyiyah Kudus.
Kegiatan tersebut diperuntukkan bagi bayi usia minimal 18 bulan atau anak maksimal usia 11 tahun, sedangkan pendaftarannya maksimal Senin (22/10).
Salah seorang peserta operasi katarak, Fathonah (83) asal Desa Demaan, Kecamatan Kota, Kudus mengaku bersyukur bisa menjalani operasi katarak secara gratis.
"Jika sudah bisa melihat dengan jelas, tentunya akan saya manfaatkan untuk membaca Alquran," ujarnya.
Ia menginginkan aktivitas membaca kitab suci itu menjadi bekal berharga di usia senjanya.
Fathonah merupakan salah satu diantara 70 warga dari kalangan kurang mampu yang menjalani screening tahap I operasi katarak gratis progam Bakti Harijanto Arbi di RS Kumala Siwi, Kudus, Sabtu (27/9).
Khotijah (62), peserta lainnya mengakui katarak yang dialaminya lebih parah, karena ketika hendak mengikuti pengajian harus dibantu orang lain agar bisa ke tempat pengajian.
Pasalnya, penglihatan di kedua matanya sudah hampir seluruhnya tertutup katarak.
"Saya berharap bisa sembuh agar tak terlalu merepotkan orang lain," ujarnya.
Harapan serupa juga diungkapkan Nashirin (63), warga Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara mengaku tidak bisa mengenali wajah 10 cucu dan satu cicitnya lantaran kedua matanya terkena katarak.
Ia juga tidak bisa lagi bekerja sebagai buruh tani karena organ penglihatannya terganggu.
"Keinginan terbesar saya saat ini memang bisa melihat wajah cucu dan cicit. Selama ini yang terlihat hanya seperti bayangan saja," ucapnya.
Pewarta : Akhmad Nazaruddin
Editor:
Mahmudah
COPYRIGHT © ANTARA 2024