Misi Mondo Gascaro dalam bermusik mengekplorasi segala bebunyian
Minggu, 28 Oktober 2018 11:08 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Misi Mondo Gascaro dalam bermusik adalah mengeksplorasi segala bebunyian dan membaginya kepada orang lain untuk dinikmati bersama.
Menikmati karya Mondo tidak hanya melibatkan telinga untuk mendengarkan alunan nada yang memikat, tapi juga diperlukan indera perasa untuk menciptakan suasana yang menyejukkan dari setiap liriknya.
Bagi mantan keybordis grup band SORE ini, bisa berbagi cara pandangnya bermusik lewat sebuah karya adalah kebahagiaan sederhana yang selalu ingin ia lakukan.
"Gue suka dengerin musik dan gue share ke orang yang gue kenal. Ketika gue dengerin musik, pada akhirnya gue pengin bikin juga dengan cara gue sendiri dan pada akhirnya gue ingin sharing juga ke orang-orang yang bisa menikmatinya, sebenarnya sesederhana itu," ujar Mondo saat berbincang dengan Antara di Jakarta.
Pengisi soundtrack film "Aruna dan Lidahnya" itu sedikit tidak peduli apakah karyanya pada akhirnya ada yang mendengarkan atau tidak. Sebab tujuannya hanya satu, mengeksplorasi musik.
"Secara gue pribadi, ada yang denger apa enggak, gue pengin selalu mengeksplor kemungkinan-kemungkinan apapun dalam bermain dengan bunyi," katanya.
Karya yang diciptakan Mondo sebagian besar terinspirasi dari The Beatles, Antonio Carlos Jobim, Frank Zappa dan Ismail Marzuki. Untuk nama terakhir, Mondo bahkan terinspirasi menggunakan kata 'raja kelana' seperti dalam syair lagu "Rayuan Pulau Kelapa" sebagai judul album solo perdananya.
Sejauh perjalanannya di musik, ada misi yang sudah tercapai dan sebagian lagi belum. Namun dia tidak ngotot harus mengejar. Menurut Mondo, akan ada banyak jalan dan juga orang baru yang akan menikmati karyanya.
"Gue pengin bisa berkarya terus dan bisa share ini seluas-luasnya lah enggak cuma di Indonesia aja, tapi di luar pun gitu. Sesimpel itu dan selalu punya modal untuk rekaman," tutup Mondo.
Tak hanya bernyanyi, Mondo juga mengisi musik untuk beberapa film di antaranya adalah "Berbagi Suami" (2006), "Quickie Express" (2007), dan "Pintu Terlarang" (2008), "Labuan Hati" (2017) dan "Aruna dan Lidahnya" (2018).
Album perdana Mondo yang berjudul "Rajakelana" diluncurkan pada 2017 dan awalnya hanya berformat digital. Namun menyusul kemudian dalam bentuk fisik. Album tersebut tak hanya dirilis di Indonesia saja, tapi juga di Jepang. Bahkan dalam waktu dekat akan ada dalam bentuk vinyl, namun untuk penjualan di Jepang saja. (Editor : Ida Nurcahyani).
Menikmati karya Mondo tidak hanya melibatkan telinga untuk mendengarkan alunan nada yang memikat, tapi juga diperlukan indera perasa untuk menciptakan suasana yang menyejukkan dari setiap liriknya.
Bagi mantan keybordis grup band SORE ini, bisa berbagi cara pandangnya bermusik lewat sebuah karya adalah kebahagiaan sederhana yang selalu ingin ia lakukan.
"Gue suka dengerin musik dan gue share ke orang yang gue kenal. Ketika gue dengerin musik, pada akhirnya gue pengin bikin juga dengan cara gue sendiri dan pada akhirnya gue ingin sharing juga ke orang-orang yang bisa menikmatinya, sebenarnya sesederhana itu," ujar Mondo saat berbincang dengan Antara di Jakarta.
Pengisi soundtrack film "Aruna dan Lidahnya" itu sedikit tidak peduli apakah karyanya pada akhirnya ada yang mendengarkan atau tidak. Sebab tujuannya hanya satu, mengeksplorasi musik.
"Secara gue pribadi, ada yang denger apa enggak, gue pengin selalu mengeksplor kemungkinan-kemungkinan apapun dalam bermain dengan bunyi," katanya.
Karya yang diciptakan Mondo sebagian besar terinspirasi dari The Beatles, Antonio Carlos Jobim, Frank Zappa dan Ismail Marzuki. Untuk nama terakhir, Mondo bahkan terinspirasi menggunakan kata 'raja kelana' seperti dalam syair lagu "Rayuan Pulau Kelapa" sebagai judul album solo perdananya.
Sejauh perjalanannya di musik, ada misi yang sudah tercapai dan sebagian lagi belum. Namun dia tidak ngotot harus mengejar. Menurut Mondo, akan ada banyak jalan dan juga orang baru yang akan menikmati karyanya.
"Gue pengin bisa berkarya terus dan bisa share ini seluas-luasnya lah enggak cuma di Indonesia aja, tapi di luar pun gitu. Sesimpel itu dan selalu punya modal untuk rekaman," tutup Mondo.
Tak hanya bernyanyi, Mondo juga mengisi musik untuk beberapa film di antaranya adalah "Berbagi Suami" (2006), "Quickie Express" (2007), dan "Pintu Terlarang" (2008), "Labuan Hati" (2017) dan "Aruna dan Lidahnya" (2018).
Album perdana Mondo yang berjudul "Rajakelana" diluncurkan pada 2017 dan awalnya hanya berformat digital. Namun menyusul kemudian dalam bentuk fisik. Album tersebut tak hanya dirilis di Indonesia saja, tapi juga di Jepang. Bahkan dalam waktu dekat akan ada dalam bentuk vinyl, namun untuk penjualan di Jepang saja. (Editor : Ida Nurcahyani).
Pewarta : Maria Cicilia
Editor:
Totok Marwoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024