Suporter rusuh, Sultan HB X: Kenapa jadi orang beringas
Selasa, 22 Oktober 2019 16:50 WIB
"Saya semalam dapat laporan. Kalau saya sangat prihatin ya, sangat prihatin," kata Sultan, seusai mengisi acara di Sekolah Tinggi Multi Media Yogyakarta, Selasa.
Sultan mengaku heran, laga sepak bola di Yogyakarta itu harus berujung aksi kekerasan serta perusakan terhadap aset-aset milik negara oleh para oknum suporter. Hal itu, menurutnya, tidak sesuai dengan karakter warga Yogyakarta yang dikenal dengan budi luhur dan sopan santunnya.
Baca juga: Suporter bakar mobil polisi di Stadion Mandala Krida Yogyakarta
"Alasannya tidak jelas, para pendukung PSIM itu harus melakukan kekerasan dan perusakan pada aset-aset negara. Saya enggak ngerti. Kenapa harus menjadi orang beringas, katanya Yogya ini berbudi luhur, katanya orangnya sopan, tapi keluarnya kok kekerasan, saya nggak ngerti," kata Sultan pula.
Kendati tidak dapat menyatakan melarang, bagi Sultan, pertandingan sepak bola yang pada akhirnya berbuah aksi kekerasan tidak perlu mendapatkan izin.
"Kalau seperti ini bukan nonton sepak bola. Kekerasan seperti ini tidak usah ada izin saja, saya tidak bisa mengatakan melarang," kata Raja Keraton Ngayogyakarta ini lagi.
Menurut Sultan, tidak ada kemanfaatan yang bisa diambil dari pertandingan sepak bola yang berujung kekerasan seperti itu.
"Akhirnya kan pertandingan sepak bola itu menjadi tidak bermanfaat, karena hanya menelurkan orang-orang yang tidak beradab. yang evaluasi kota (Pemkot Yogyakarta, Red), wong itu wewenang ada di kota," kata Sultan.
Kepolisian Resor Kota Yogyakarta telah menetapkan tiga tersangka perusakan sejumlah kendaraan milik aparat kepolisian yang terparkir di kawasan Stadion Mandala Krida, Senin (21/10), saat laga PSIM Yogyakarta kontra Persis Solo berakhir ricuh. Kendaraan dinas Polresta Yogyakarta yang rusak terdiri atas dua mobil dan dua unit sepeda motor.
Baca juga: PSIM lawan Persis ricuh, pertandingan dihentikan
Pewarta : Luqman Hakim
Editor:
Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024