UNICEF imbau masyarakat perbanyak konsumsi buah dan sayur saat pandemi
Rabu, 3 Juni 2020 15:04 WIB
Jakarta (ANTARA) - Badan Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Children-s Fund/UNICEF) mengimbau masyarakat Indonesia memperbanyak konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan imunitas tubuh, terutama saat pandemi COVID-19.
Ia mengatakan bahkan sebelum pandemi COVID-19, status gizi anak di Indonesia belum sepenuhnya optimal dengan data yang menunjukkan bahwa satu dari tiga anak atau sekitar tujuh juta balita di Indonesia mengalami stunting atau kekerdilan.
"Jadi memang status gizi anak-anak kita belum optimal, dan ini sebetulnya untuk kenaikan angka-angka tersebut sangat memungkinkan atau sangat tinggi," katanya.
Kemungkinan itu dapat dilihat dari kurangnya kegiatan Posyandu selama pandemi karena disrupsi sehingga berisiko memicu penurunan status gizi anak di Indonesia.
"Dan itu yang sangat mengkhawatirkan kami di UNICEF," kata dia.
Oleh karena itu, UNICEF saat ini berupaya membantu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam membuat pedoman layanan gizi pada masa pandemi dan saat kondisi normal baru.
"Jadi bagaimana memastikan anak-anak di daerah itu bisa mendapatkan haknya untuk mendapatkan gizi yang terbaik," katanya lebih lanjut.
Kemudian, untuk membantu masyarakat menjaga daya tahan tubuh yang sangat diperlukan untuk menghadapi pandemi COVID-19, UNICEF juga memberikan lima saran kesehatan antara lain mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi gizi seimbang secara rutin.
"Gizi seimbang itu apa? Jadi dalam satu porsi makanan itu ada makanan pokok, ada buah dan sayur. Ada juga lauknya," kata dia.
Ia menekankan bahwa konsumsi buah dan sayur itu sangat penting dan perlu diperbanyak untuk meningkatkan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit COVID-19.
Berikutnya, UNICEF juga membantu Kemenkes dalam membuat berbagai macam pedoman dan bantuan teknis di daerah guna dapat memberikan layanan langsung kepada masyarakat.
"Misalnya marena Posyandu tidak jalan, maka kami memberi bantuan teknis untuk bidan-bidan di desa bisa melakukan konseling. Bagaimana melakukan konselingnya? Tentu dengan menerapkan social distancing, jadi konselingnya jauh-jauhan, 1 meter," kata Sri.
"Kemudian kalau misalnya sebelumnya pakai toa atau pakai surat edaran, maka sekarang kita pakai WhatsApp. Jadi kita bisa memberikan konseling secara virtual. Tapi kalau sudah agak parah baru kita melakukan kunjungan," katanya.
Pewarta : Katriana
Editor:
Mugiyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024