Logo Header Antaranews Jateng

Boyolali belum melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen

Rabu, 18 Mei 2022 13:41 WIB
Image Print
Arsip Foto. Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah. ANTARA/Bambang Dwi Marwoto.
Boyolali (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah hingga Mei 2022 belum mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka 100 persen di sekolah taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama meskipun sudah tidak ada lagi kasus aktif COVID-19 di wilayahnya.

"Kami pelaksanaan PTM (pembelajaran tatap muka) masih menerapkan 50 persen dengan protokol ketat atau setiap satu ruangan kelas siswa dibatasi maksimal 16 anak," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Boyolali Darmanto di Boyolali, Rabu.

Darmanto mengatakan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah merencanakan pelaksanaan pembelajaran tatap muka penuh di sekolah.

Menurut dia, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 tingkat kabupaten dalam mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka penuh. 

Baca juga: Boyolali tetap PTM terbatas meski sudah ada pelonggaran

"Kami baru melaporkan ke Bupati. Apakah diizinkan atau tidak kewenangan ada pada Bupati," katanya.

Mengenai munculnya penularan penyakit hepatitis akut misterius yang kebanyakan menyerang anak-anak, Darmanto mengatakan bahwa Dinas Pendidikan dan Kebudayaan mendukung upaya pencegahan dengan melakukan edukasi kepada anak-anak mengenai pola hidup bersih dan sehat.

"Dengan memberikan pemahaman bagaimana menjadi kebiasaan anak-anak menjalani hidup bersih dan sehat terus ditingkatkan sebagai langkah antisipasi hepatitis akut," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Puji Astuti sebelumnya mengatakan bahwa penularan hepatitis akut misterius belum terdeteksi di wilayah Kabupaten Boyolali.

Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali sudah berkoordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk puskesmas, klinik, dokter praktik, dan rumah sakit guna mendeteksi dan menangani penularan penyakit dengan gejala mirip hepatitis akut.

Menurut informasi yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan, gejala yang ditemukan pada pasien yang diduga terserang hepatitis akut yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal, dan urine seperti air teh.

Baca juga: Mayoritas SMP di Kudus gelar penilaian tengah semester secara tatap muka

Pewarta :
Editor: Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024