Logo Header Antaranews Jateng

Nelayan Cilacap bersiap panen ikan

Rabu, 10 Mei 2023 14:40 WIB
Image Print
Ilustrasi - Salah seorang nelayan di Pantai Kemiren, Cilacap, mengecek kondisi perahunya sebagai persiapan untuk menyambut datangnya masa panen ikan. ANTARA/Sumarwoto
Cilacap (ANTARA) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, memperkirakan nelayan di wilayah itu akan segera memasuki musim panen ikan seiring dengan datangnya musim angin timuran.

"Alhamdulillah dalam beberapa hari ini sudah pergantian musim angin baratan ke musim angin timuran, harapan kami hasil tangkapan nelayan akan segera melimpah seperti tahun-tahun yang lalu," kata Ketua HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono di Cilacap, Rabu.

Ia mengatakan informasi yang diterima HNSI Cilacap pada Selasa (9/5) malam, sudah banyak nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan berupa ikan karena beberapa jenis ikan mulai bermunculan di laut selatan Jawa.

Menurut dia, nelayan-nelayan yang melautnya agak ke tengah laut saat sekarang sudah mulai mendapatkan cumi-cumi dan beberapa ikan lainnya.

Akan tetapi khusus nelayan yang alat tangkapnya untuk menangkap layur, kata dia, hingga saat ini belum mendapatkan hasil karena jenis ikan tersebut belum bermunculan.

Lebih lanjut, dia mengatakan berdasarkan pengalaman, puncak musim panen ikan bagi nelayan Cilacap berlangsung pada bulan Juli hingga September dan saat ini sebagian besar nelayan mulai mempersiapkan alat tangkap.

"Semoga pada musim angin baratan dan musim kemarau tahun ini yang diprakirakan akan dipengaruhi fenomena El Nino, hasil tangkapan nelayan jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya yang dipengaruhi La Nina sehingga musim kemaraunya menjadi basah atau sering turun hujan," katanya.

Dia mengakui gelombang tinggi tetap berpotensi terjadi pada musim angin timuran namun relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan gelombang tinggi saat musim angin baratan yang sering datang secara tiba-tiba, sehingga berbahaya bagi kapal nelayan.

Oleh karena gelombangnya stabil, kata dia, berbagai jenis ikan biasanya akan bermunculan di laut.

Kendati demikian, dia mengimbau nelayan yang berangkat melaut untuk mencari ikan agar tetap memerhatikan risiko gelombang tinggi.

"Saat sekarang nelayan sedang mempersiapkan keberangkatan melaut, tinggal menunggu BBM yang harus antre di SPBUN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan) maupun SPDN (Solar Pack Dealer Nelayan) karena harus berurutan," tegas Sarjono.

Menurut dia, antrean terjadi karena tidak mungkin penebusan BBM untuk nelayan di SPBUN maupun SPDN yang dikelola KUD Mino Saroyo Cilacap dapat terlayani semua pada hari yang sama.

"Harus ada pembagian, pemerataan, untuk menghindari permasalahan. Namun semua ini lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan nelayan," jelasnya.
Gelombang Tinggi

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024