Logo Header Antaranews Jateng

Kasus DBD di Surakarta meningkat

Rabu, 24 April 2024 16:23 WIB
Image Print
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Surakarta Tenny Setyoharini memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Rabu (24/4/2024). ANTARA/Aris Wasita
Solo (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta meminta masyarakat memasifkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menyusul peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) dari awal tahun hingga saat ini.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Surakarta Tenny Setyoharini di Solo, Jawa Tengah, Rabu, mengatakan beberapa langkah pengendalian yang dapat dilakukan yakni fogging atau pengasapan dan PSN.

Ia mengatakan PSN dilakukan apabila house index atau presentase temuan jentik di dalam rumah di bawah 5 persen. Meski demikian, jika house index sudah di atas 5 persen maka bisa dilakukan fogging.

"Fogging dilakukan apabila wilayah tersebut sudah ditetapkan sebagai daerah penularan. Kalau ada kasus dilaporkan ke Dinas Kesehatan lalu berkoordinasi dengan Puskesmas setempat untuk dilakukan penyelidikan epidemiologi di wilayah yang sakit dan wilayah sekitarnya," katanya.

Suatu daerah disebut sebagai daerah penularan apabila terjadi tambahan kasus DBD dan ada temuan kasus panas yang belum jelas penyebabnya.

"Ditambah house index lebih dari 5 persen itu dinyatakan daerah penularan dan pengendaliannya harus dengan fogging," katanya.

Meski demikian, ia menganggap banyak yang harus dipertimbangkan sebelum dilakukan fogging.

"Misalnya residu dari insektisidanya, kemudian nanti pembersihan pascafogging untuk masyarakat, sehingga kalau tercemar residu nanti kan bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Selain itu, bagi nyamuk yang tetap hidup ketika terkena insektisida akan memperoleh kekebalan sehingga penggunaan obat tersebut menjadi tidak efektif jika dilakukan di kemudian hari.

Sementara itu, dikatakannya, sampai dengan minggu ke-17 atau tepatnya hingga tanggal 24 April, total kasus DBD di Solo sebanyak 81 kasus.

Dari total tersebut, untuk kasus kematian ada empat kasus.

"Jadi kalau dihitung insiden rate-nya ada 13,82/100.000 penduduk. Kemudian case fatality rate-nya ada 4,94 persen. Kalau dilihat dari angka kasus mingguan terjadi penurunan, yakni dari enam kasus di minggu 15-16, menjadi tiga kasus di minggu ke-17.

"Semoga bisa kami kendalikan," katanya.

Pewarta :
Editor: Teguh Imam Wibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2024