Logo Header Antaranews Jateng

Dokter THT sukses jalani operasi katarak dengan JKN

Kamis, 5 Desember 2024 17:45 WIB
Image Print
Sudarmawan (64), dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) di sebuah rumah sakit di Magelang, sukses menjalani operasi katarak. Dok. BPJS Kesehatan

Semarang (ANTARA) - Sudarmawan (64), dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan) di sebuah rumah sakit di Magelang, sukses menjalani operasi katarak.

Yang lebih membanggakan, seluruh biaya operasi ditanggung sepenuhnya oleh program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.

Seperti yang kita ketahui, katarak merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata yang dapat mengganggu penglihatan. Penyakit ini umumnya dialami oleh lansia, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada usia produktif.

Sudarmawan begitu ia akrab disapa, mengalami masalah pada penglihatannya sejak beberapa tahun lalu. Gejala awal yang dirasakannya berupa pandangan kabur dan sulitnya melihat objek pada jarak tertentu. Setelah menjalani pemeriksaan di klinik, ia didiagnosis menderita katarak di kedua matanya.

"Saya sebenarnya sudah menyadari adanya gangguan pada penglihatan sejak beberapa waktu yang lalu, tetapi baru beberapa bulan terakhir ini saya merasa kondisinya semakin parah. Saat itu saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," tuturnya.

Dengan diagnosis katarak yang makin serius, Sudarmawan memutuskan untuk menjalani operasi. Saat ini Sudarmawan masih aktif melayani pasien THT dalam kesehariannya.

Kondisi penglihatannya yang semakin menurun membuatnya yakin untuk melakukan tindakan operasi karena ia khawatir akan mengganggu pelayanan kepada pasiennya.

“Sebagai dokter yang sering menganjurkan pasien saya untuk mendengarkan saran dari dokter, giliran saya juga harus mengikuti saran dari dokter yang memeriksa saya,” terangnya saat ditemui di rumah sakit pada saat melakukan kontrol pemeriksaan pasca tindakan operasi yang ia jalani.

Saat ini tindakan operasi katarak jauh lebih mudah dan cepat. Lama waktu operasi katarak biasanya sekitar 15 sampai dengan 30 menit, tergantung pada kompleksitas kasus. Setelah operasi, pasien biasanya dapat pulang pada hari yang sama setelah beristirahat sejenak.

"Tindakan operasi yang saya jalani berjalan lancar. Pemulihan kondisi pasca operasi juga cepat dan saya sudah bisa melihat dengan jelas kembali. Ini sangat membantu saya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dan kembali menjalankan tugas sebagai dokter," ungkapnya.

Berobat dengan penjaminan Program JKN menjadi pengalaman baru bagi Sudarmawan. Tindakan operasi katarak yang telah ia jalani menjadi pengalaman pertama baginya selama terdaftar menjadi peserta Program JKN.

“Kurang lebih sekitar sepuluh tahun saya dan keluarga sudah terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan dan belum pernah sekalipun saya menggunakannya,” tandasnya.

Meskipun Sudarmawan belum pernah memanfaatkan penjaminan manfaat sebagai peserta BPJS Kesehatan, dirinya mengaku rutin membayar iuran terlebih iurannya saat dibayarkan oleh rumah sakit tempat ia praktik.

Sudarmawan mendukung sistem gotong royong yang diterapkan BPJS Kesehatan dalam penyelenggaraan Program JKN ini.

“Iuran peserta yang sehat dapat membantu peserta yang sakit, sebuah contoh gotong royong yang merupakan nilai yang tumbuh di masyarakat kita,” jelasnya.

Menurut Sudarmawan, sistem gotong royong Program JKN ini telah membuka aksesibilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Dirinya mengaku pasiennya banyak yang tertolong dengan Program JKN bahkan ia sendiri mengalaminya langsung.

Hal tersebut menjadi bukti nyata bahwa program JKN memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat, termasuk para tenaga kesehatan. Dengan adanya jaminan kesehatan, masyarakat tidak perlu khawatir lagi dengan biaya pengobatan yang mahal.

Sudarmawan juga mengingatkan pentingnya deteksi dini terhadap penyakit katarak.

 "Jika mengalami gejala seperti pandangan kabur, melihat halo atau lingkaran cahaya pada cahaya terang, atau sulit melihat pada malam hari, segera periksa ke dokter mata," sarannya.

Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, katarak dapat disembuhkan dan tidak akan mengganggu aktivitas sehari-hari. ***



Pewarta :
Editor: Achmad Zaenal M
COPYRIGHT © ANTARA 2024