Permainan tradisional hidupkan kebudayaan dan satukan kebhinekaan
Semarang (ANTARA) - Permainan tradisional kembali dihidupkan di SD Negeri Rancabentang 3, Cimahi Selatan*, melalui penerapan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Bhineka Tunggal Ika. Subtema permainan tradisional dipilih untuk mengenalkan siswa kepada warisan budaya yang mulai terlupakan, seperti congklak, bola bekel, bakiak, engklek, dan loncat tali.
Tantangan utama yang dihadapi guru, Nita Ulpatul Huda Lestari, S.Pd., adalah minimnya pengetahuan siswa tentang permainan tradisional. Mayoritas siswa lebih akrab dengan gawai dan game online. Untuk mengatasi hal ini, strategi 5M yakni mengenal, membuat, mempelajari, mempraktikkan, dan membiasakan digunakan untuk membangkitkan ketertarikan siswa terhadap permainan tradisional.
Kegiatan diawali dengan mengenalkan berbagai permainan melalui lembar kerja ang berisi berbagai gambar permainan tradisional untuk digunting dan ditempelkan di dalam buku sebagai stimulus rasa ingin tahu peserta didik.
"Peserta didik perlu mengenal terlebih dahulu apa itu permainan tradisional, apa saja permainan tradisional, manfaat serta pentingnya mempelajari mengenai permainan tradisional Selanjutnya, siswa bersama orang tua diajak membuat alat permainan secara langsung, seperti ikatan karet untuk loncat tali atau pengecatan bakiak," kata Nita.
Setelah itu, siswa mempelajari aturan main melalui panduan tertulis dan video dari permainan tradisional yang dipelajari, dilanjutkan dengan praktik di kelas dengan bantuan tutor sebaya.
"Permainan tradisional dapat dimainkan dan dimanfaatkan peserta didik selain ketika pembelajaran P5 juga pada saat istirahat. Mereka dapat memainkan berbagai permainan tersebut, sehingga dapat terbiasa dan melaksanakan permainan secara kolaborasi dengan menyenangkan dan lebih bermakna teman-temannya," katanya.
Di akhir semester, seluruh hasil kegiatan akan dipamerkan dalam pameran karya P5. Hasil dari kegiatan ini membuat peserta didik tertarik dan juga tertantang serta bersemangat dalam mempelajari juga melaksanakan setiap tahap kegiatan dari penerapan pembelajaran P5.
"Adanya pengenalan permainan tradisional ini secara tidak langsung dengan melaksanakan kegiatan belajar pendidik dan peserta didik telah menghidupkan kebudayaan dan menyatukan kebhinekaan yang mana tradisi yang baik perlu untuk selalu kita jaga, perbedaan membuat kita bersatu saling berkolaborasi satu sama lain, saling mendukung, dan bekerja sama serta saling menghargai dan kemudian hal yang dihasilkan dari kegiatan yang dilaksanakan dapat mencerminkan arti dari Bhineka Tunggal Ika itu sendiri," katanya.
Penerapan P5 melalui permainan tradisional ini berhasil menarik minat siswa, sekaligus menjadi sarana menyatukan kebhinekaan dan menjaga kebudayaan. Dukungan dari kepala sekolah, guru, orang tua, dan siswa menjadi kunci keberhasilan program ini, mencerminkan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam kehidupan sekolah sehari-hari.
“Saya senang melakukan permainan ini di kelas. Saya juga belajar bersama orang tua di rumah dan ingin punya beberapa permainan untuk dimainkan dengan teman-teman,” kata Yumna Anna Tasya, siswa kelas I.
*Peningkatan Kualitas Pendidikan Kerja Sama Dinas Pendidikan Kota Cimahi dengan Tanoto Foundation
Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor:
Edhy Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2024